Page 284 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 284
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
Sebenarnya, dalam Landless People Chapter (Piagam
Rakyat Tak Bertanah) tahun 2001, LPM meminta redis-
tribusi “semua lahan yang tidak produktif, tidak diman-
faatkan, kosong, atau milik yang berutang”. Jika tuntutan-
tuntutan mereka tidak dipenuhi, piagam gerakan itu
menyatakan bahwa LPM akan “melaksanakan sebuah
kampanye mengokupasi tanah kosong dan tanah negara
dan kembali ke tanah kami”.
Namun di Afrika Selatan, okupasi tanah secara politik
memiliki daya ledak, karena dampak okupasi tanah secara
sosial dan ekonomi mendatangkan malapetaka di wilayah
Zimbabwe. Sejak tahun 2000, kebijakan land reform
presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, berdampak besar
pada perdebatan yang meliputi soal pendekatan Afrika
Selatan terhadap land reform. Dalam proses pemilu ke-
presidenan di bulan Februari 2000, para veteran perang
perjuangan kemerdekaan Zimbabwe yang merasa jemu
dengan kelambanan land reform di sana, memutuskan un-
tuk menangani masalah ini dengan menginvasi pertanian-
pertanian yang dimiliki para petani Kulit Putih. Ketika para
petani Kulit Putih mengajukan banding ke pemerintah,
permintaan mereka ditolak. Mugabe, yang beresiko
kehilangan kepresidenannya, mengampuni invasi tersebut,
dan akhirnya mengagungkan para veteran tersebut dengan
menyebut mereka sebagai pukulan bagi para penjajah
kolonial sebelumnya.
Aksi-aksi ini berlanjut pada penggantian para petani
komersil Kulit Putih dengan para pekerja pertanian Kulit
Hitam yang mengakibatkan krisis pangan dan kelaparan
di wilayah itu. Dalam lima tahun, Zimbabwe, yang pernah
menjadi keranjang roti negara bagian, sekarang secara
umum dikenal sebagai kotak keranjang negara bagian.
Masyarakat internasional menunjukkan perhatian pada
Afrika Selatan, agar pimpinan ekonomi dan politik negara
270