Page 282 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 282
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
hingga 2006. Mereka datang untuk bertemu dengan
anggota LPM, berbagi land reform dalam konteks Brazil,
dan memberi wawasan mengenai bagaimana memperkuat
mobilisasi kaum tak bertanah. Di tahun 2005, dua aktivis
MST menghabiskan waktu 3 bulan penuh di Afrika Selatan
“untuk mengajarkan para aktivis LPM bagaimana
mobilisasi dilakukan di Brazil” (Rosa 2007, 4). Menurut
Ricardo, tujuan utama MST selama mengunjungi Afrika
Selatan adalah “untuk mendukung LPM dan berbagi
pengalaman … Sebagian tujuan perjalanan adalah untuk
menilai dan melihat kondisi gerakan serta melakukan sesi-
sesi tanya jawab sehingga [LPM] bisa maju”. Ketika
tersedia dana, LPM mengirim anggota-anggotanya ke luar
negeri bertemu dengan MST untuk mempelajari “bagai-
mana mereka melakukan kegiatannya di Brazil” (bagai-
mana bekerja dengan tanah, misalnya). Dengan menjadi
anggota Vía Campesina, Mangaliso merasa bahwa LPM
terhubung dengan sebuah gerakan global “rakyat yang
berpihak pada pertanian” dan yang bisa “berbicara dengan
satu suara” melawan ketidakadilan kapitalisme global.
Banyak akademisi Afrika Selatan yang juga merasa optimis:
“dalam organisasi-organisasi seperti inilah [Gerakan
Rakyat Tak Bertanah/LPM] negara kita jadi hidup dan di
sinilah perjuangan yang sesungguhnya untuk memperta-
hankan dan mendalami demokrasi kita” (Desai and
Pithouse 2003).
Ricardo juga memahami manfaat membentuk hu-
bungan dengan gerakan-gerakan tani di seluruh dunia.
Namun menurutnya, ketika LPM didirikan gerakan sosial
pedesaan seperti MST begitu kuat sehingga muncul upaya
untuk “membangun sebuah mitos Latin Amerika” dalam
konteks Afrika Selatan. Menurutnya, hal seperti ini adalah
kelemahan yang mendasar dalam gerakan: sementara
bangsa Brazil membangun gerakan mereka melalui sejarah
268