Page 283 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 283

Mobilisasi yang Lamban

               dan pahlawan-pahlawan Brazil, filosofi dan praktek LPM
               sendiri tidak mengakar dalam sejarah mobilisasi petani.
                    Ricardo juga mengemukakan bahwa ornop-ornop
               Afrika Selatan sangat dipengaruhi oleh yang dia sebut
               sebagai “para selebriti gerakan anti-globalisasi”. Dalam
               membesarkan LPM, mereka mencoba menerapkan teori-
               teori bangsa Barat ke dalam konteks Afrika Selatan.
                    Selanjutnya kami berpendapat bahwa LPM mencoba
               meniru kesuksesan MST dalam memobilisasi rakyat miskin
               pedesaan dengan melakukan okupasi tanah. Namun
               strategi ini sulit direproduksi, baik karena konteks politik-
               ekonomi yang khusus di Afrika Selatan maupun karena
               LPM tidak memiliki kedua hal yang sangat krusial bagi
               kesuksesan MST: kepemimpinan organik yang berasal dari
               akarrumput dan otonomi politik atau keuangan.

               Strategi yang Tidak Berhasil: Okupasi Tanah
                    Tak lama setelah pembentukannya, secara bertahap
               LPM mulai membangun taktik-taktik radikal dalam
               upayanya menentang pemerintah Afrika Selatan. Menurut
               Amanda Alexander, seorang akademisi tamu di Centre for
               Civil Society (Pusat Masyarakat Sipil) Universitas Kwa-
               Zulu-Natal, para anggota LPM mula-mula mendekati
               pemerintah secara birokratis, meminta bertemu dengan
               para pejabat pemerintah, mengirim surat, dan berbaris
               menuju kantor-kantor pemerintah. Namun, setelah selalu
               mengalami frustasi karena tidak adanya respon nyata dari
               pemerintah, para pimpinan gerakan mulai mengancam
               akan mengokupasi tanah “sebagai salah satu metode
               redistribusi lahan melalui aktivitas mandiri kaum tak
               bertanah adalah [mengidentifikasi] lahan yang tidak
               produktif, lahan-lahan yang tidak atau kurang dimanfaat-
               kan, dan tanah milik para petani yang mengalami kekerasan
               sebagai fokus awal redistribusi” (Greenberg 2004b, 2).



                                                                  269
   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288