Page 37 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 37

Gerakan Agraria Transnasional

               al. 2000; Seoane dan  Taddei 2001; Waterman 2001;
               Smith dan Johnston 2002; Pianta dan Silva 2003; Taylor
               2004; Mei 2005; Tarrow 2005). Hal yang  mengejutkan,
               mengingat dinamika dan profil gerakan agraria trans-
               nasional, para cendekiawan relatif kurang memperha-
               tikannya dengan cermat, dengan sedikit pengecualian pada
               karya-karya Edelman (1998, 2003, 2005), Mazoyer dan
               Roudart (2002), Borras (2004), Holt-Giménez (2006) dan
               Desmarais (2007). Bagaimana gerakan di sekitar setiap isu
               (lingkungan, hak asasi manusia, perdagangan, migran,
               agraria, dan seterusnya) bersekutu atau bersaing satu sama
               lain, dan bagaimana implikasinya, adalah pertanyaan lain
               yang pada umumnya yang kurang dieksplorasi. Bab ini
               berusaha untuk memunculkan upaya awal untuk mengisi
               kesenjangan ini dalam literatur gerakan sosial trans-
               nasional.
                    Kedua, terdapat kekurangan analisis mengenai
               dinamika kesalingterkaitan, atau ketiadaannya, antara
               gerakan agraria kontemporer di level internasional,
               nasional dan tingkat lokal. Satu contoh dari hal ini adalah
               cara dimana representasi dan akuntabilitas pada level-level
               yang berbeda tersebut cenderung diasumsikan secara
               meluas daripada diperiksa secara sistematis dan diteliti
               secara empirik. Padahal keterkaitan lokal-nasional-global
               yang ada saat ini membutuhkan perhatian yang lebih baik
               dan lebih mendalam. Salah satu isu serupa yang
               membutuhkan penelitian mendalam juga adalah
               pertanyaan tentang ‘representasi parsial’: ini adalah hal
               yang biasa terdengar, sebuah gerakan global yang mengaku
               sebagai ‘wakil ‘dari ‘suara orang miskin di pedesaan’ di
               negara tertentu. Bahkan ketika organisasi tertentu di negara
               tersebut masih jauh disebut sebagai representasi untuk
               mewakilkan beragam kaum miskin pedesaan dari
               negaranya. Demikian pula, sudah lazim didengar klaim



                                                                   23
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42