Page 90 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 90
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
berlanjut yang berujung pada kemiskinan bagi ratusan
juta petani yang tertindas. (2006,10; penekanan ditam-
bahkan).
Bandingkan ini dengan metafora jenjang pemba-
ngunan dari Jeffrey Sachs, dimana kemiskinan petani
dianggap sebagai kondisi yang azali: “pergerakan dari
kemiskinan universal ke berbagai tingkat kemakmuran
terjadi dengan cepat dalam rentang sejarah manusia. Dua
ratus tahun yang lalu, semua orang masih dalam keadaan
miskin, kecuali segelintir minoritas dari kalangan penguasa
dan pemilik tanah besar ‘(2005, 26).
Walt Rostow (1960) menguatkan pandangan develop-
mentalis ini, bahwa petani mendiami sebuah dasar sebagai
tahapan tradisional sejarah manusia. Pada perkembang-
annya, teori ini meletakkan petani pada tahap sejarah
sebelumnya, dan W. Arthur Lewis (1954) mengoperasio-
nalkan episteme ini dengan menggambarkan petani sebagai
‘pasokan tenaga kerja tidak terbatas untuk industri-
alisasi ekonomi. Sebuah bentuk perlakuan sejarah dunia
yang menyimpang (Wolf 1969;Walton1984), karena dari
sini standar ilmu sosial menjadi menyimpang sedikit dari
anggapan Barrington Moore tentang nasib politik petani
di dalam karyanya, Social Origins of Dictatorship and
Democracy. Sementara itu implikasi bahwa demokrasi lib-
eral Inggris yang didasarkan pada penghapusan kaum tani
adalah lambang dari perspektif modernis, ada kesenjangan
dalam metode komparatif yang memisahkan Inggris dari
luar negeri kerajaannya, yang dihuni sebagian besar oleh
petani—-seperti petani di India dan petani-petani tersebut
yang memproduksi 20 persen roti Inggris pada pergantian
abad kedua puluh (Davis 2001, 299).
Ada tiga isu utama disini. Pertama, trayektori petani
dikondisikan oleh dunia, bukan sejarah nasional. Kedua,
sebagai alat legitimasi, narasi pembangunan yang ada
76