Page 16 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 16
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 7
Dengan demikian politik kekuasaan pemerintah desa
merupakan aspek penting, yang melatar-belakangi penerapan
strategi pertanahan. Hal ini membuka peluang bagi munculnya
format relasi kuasa di desa, sebagai berikut: Pertama, adanya
upaya untuk menerapkan power over relation, agar tujuan untuk
memberdayakan petani dapat tercapai, dengan memainkan relasi
kuasa sebagai: (1) instrumen pencapai tujuan, dan (2) instrumen
mobilisasi sumberdaya. Kedua, adanya upaya memperlihatkan power
to relation, agar para petani mengerti atas itikad baik Pemerintah
Desa, dengan memainkan relasi kuasa sebagai: (1) instrumen
otonomi petani, dan (2) instrumen pemenuhan solidaritas.
D. Pengertian Strategi Pertanahan
Untuk mewujudkan kesejahteraan, para petani membutuhkan
dukungan pemerintah desa, khususnya dalam hal penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah. Dukungan ini
diwujudkan dalam bentuk strategi pertanahan, yang memberdayakan
petani, serta memiliki rasionalitas yang kuat. Pemerintah desa
memperhatikan rasionalitas ekonomi para petani, agar strategi
pertanahan yang diterapkannya tidak mendapat resistensi dari
petani. Selain itu, strategi pertanahan yang diterapkan pemerintah
desa diupayakan untuk mencegah terjadinya marjinalisasi petani.
Rasionalitas dan demarjinalisasi merupakan “ruh” yang
dimiliki oleh strategi pertanahan, karena beberapa penelitian telah
membuktikan urgensinya, seperti: Pertama, penelitian Samuel Popkin,
berjudul “The Rational Peasant: The Political Economy of Rural Society
in Vietnam” (1979), yang mengungkapkan adanya rasionalitas ekonomi
para petani. Kedua, penelitian Sutaryono, berjudul “Kontestasi Dan
Marjinalisasi Petani: Realitas Petani Negeri Agraris” (2013), yang
mengingatkan tentang perlunya mencegah marjinalisasi petani.