Page 21 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 21

12    Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
            melalui  proses  revitalisasi  kesadaran agraris,  solidaritas agraris,
            dan keberdayaan agraris. Saat proses itu berlangsung, maka makna
            strategi  pertanahan akan diberikan oleh  pihak-pihak  yang  terkait
            langsung, yaitu pemerintah desa, gabungan kelompok tani, seluruh
            kelompok tani yang ada di desa, dan para petani di desa tersebut.
                Strategi pertanahan  merupakan  sesuatu  yang penting  bagi
            pemerintah desa, karena merupakan wujud fungsi pelayanannya kepada
            petani. Ketika pemerintah desa menerapkan strategi pertanahan, maka
            ia memiliki peluang untuk menyejahterakan petani. Hal ini penting,
            karena petani membutuhkan pengelolaan pertanahan, yang mampu
            membangun kesejahteraan, keadilan, dan harmoni sosial. Untuk itu,
            pemerintah  desa perlu  menyusun  strategi pertanahan  yang  berisi
            rencana pengelolaan pertanahan. Rencana ini disusun secara realistis,
            sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan, dan pemerintah desa
            dapat melakukan tindakan yang relevan dengan rencana. Selanjutnya,
            agar  tindakan  pemerintah desa  tertata dan  terkelola dengan  baik,
            maka perlu ditetapkan prosedur yang harus ditempuh bagi tindakan
            yang  berkaitan  dengan pengelolaan pertanahan. Akhirnya, untuk
            mengantisipasi tindakan yang bertentangan dengan kebutuhan petani,
            maka perlu disiapkan prosedur dan tindakan alternatif agar kebutuhan
            petani yang terkait dengan pengelolaan pertanahan dapat terpenuhi.
                Sebagai bentuk  apresiasi  atas kebutuhan  petani, maka
            pengelolaan  pertanahan  yang  ada  dalam  strategi  pertanahan,
            meliputi:  Pertama,  penguasaan  tanah, yang  berkaitan  dengan
            wewenang petani untuk mengklaim tanah yang dikelolanya. Kedua,
            pemilikan  tanah,  yang berkaitan  dengan  penguatan hubungan
            hukum  petani atas  tanah  yang dikuasainya.  Ketiga, penggunaan
            tanah, yang berkaitan dengan kewenangan petani untuk menggarap
            sawah, kebun, atau tegalan atas tanah yang dikuasai atau dimilikinya.
            Keempat, pemanfaatan tanah, yang berkaitan dengan kewenangan
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26