Page 23 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 23

14    Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
            dan Kehutanan Kabupaten Purworejo 188.4/260.A/2013 tanggal 26
            Pebruari 2013. Bantuan ini bertujuan untuk memberdayakan petani
            kedelai Desa Prigelan,  yang  tanamannya memiliki  varietas  dan
            produktivitas  beraneka  ragam,  seperti:  (1) varietas grobogan yang
            produktivitasnya sebesar 1,5 ton per Ha, (2) varietas anjasmoro yang
            produktivitasnya sebesar 1,75 ton per Ha, dan (3) varietas malika yang
            produktivitasnya sebesar 2,4 ton per Ha (lihat Direktorat Pascapanen
            Tanaman Pangan, 2013).
                Bantuan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tersebut relevan,
            karena  selain hasil  utamanya  yang  berupa  padi,  selama ini Desa
            Prigelan juga dikenal sebagai penghasil kedelai. Dengan komoditas
            pangan yang dihasilkannya, desa ini juga dikenal sebagai desa pangan.
            Hal ini  pulalah  yang  mendorong  kehadiran  para  dosen  Fakultas
            Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo di desa ini pada
            tahun 2013, untuk melakukan penyuluhan model kawasan rumah
            pangan lestari. Kegiatan yang merupakan bagian dari KKN (Kuliah
            Kerja Nyata) ini merupakan bentuk transformasi ilmu pengetahuan
            dari  perguruan  tinggi kepada masyarakat. Selain itu, kegiatan
            penyuluhan ini merupakan bukti nyata  pelaksanaan  Tridharma
            Perguruan Tinggi, yang terdiri dari dari pengajaran, penelitian, dan
            pengabdian  pada masyarakat (lihat Universitas Muhammadiyah
            Purworejo, 2013).
                Walaupun  petani Desa Prigelan  seringkali khawatir  saat
            menanam kedelai, tetapi kedelai merupakan komoditas pertanian
            kedua (setelah  padi)  yang  selalu  ditanam  oleh mereka. Petani
            kedelai  desa ini mengkhawatirkan  terjadinya hujan  salah mangsa
            (hujan yang tidak tepat waktu), karena akan memicu serangan ulat.
            Jika ulat menyerang maka yang pertama-tama dirusak adalah daun
            tanaman kedelai, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat, dan
            akhirnya menurunkan produktivitas tanaman. Padahal kedelai yang
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28