Page 169 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 169
156 Aristiono Nugroho dan Sutaryono
4. Kondisi Budaya
Secara budaya masyarakat Dusun Petung dikenal memiliki
karakter arif ekologikal. Karakter ini dibangun oleh masyarakat
melalui keteguhan mereka dalam mempertahankan tradisi
yang ramah lingkungan. Sebagaimana diketahui masyarakat
Dusun Petung memiliki tradisi budaya yang disebut “Dandan
Kali” (merawat sungai). Tradisi ini dilaksanakan setiap Jum’at
Kliwon pada Bulan Ruwah Tahun Hijriah, sebagai ucapan
syukur atas adanya air yang tidak pernah kering meski pada
musim kemarau.
“Dandan Kali” terkait dengan kisah masa lalu, ketika
ada dua orang sesepuh desa yaitu Mbah Kertoyadi dan Mbah
Kertodikromo yang menanam dua buah pohon besar di dekat
sebuah mata air. Tujuan penanaman kedua pohon besar itu
adalah untuk menjaga agar mata air yang ada di tempat itu tetap
lestari. Sebagai ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kedua sesepuh tersebut mengadakan syukuran yang hingga kini
masih menjadi tradisi. Syukuran dandan kali dilakukan dengan
penyembelihan kambing jantan di dekat mata air di Utara Desa,
yang pelaksanaannya dilakukan oleh kaum laki-laki saja.
Selain “Dandan Kali”, masyarakat Dusun Petung juga masih
terus melestarikan budaya dan tradisi lokal khas Dusun Petung.
Anak-anak dan remaja diajarkan berbagai jenis tarian seperti:
rempak, pegon, candik ayu, dolen dan lain-lain. Masyarakat
dusun ini juga masih menggunakan karawitan dan wayang
sebagai hiburan, sehingga “memaksa” sebagian masyarakat
untuk terus melestarikannya dengan terus menerus berlatih.
Pusat kegiatan kesenian ini berada di sanggar seni yang ada di