Page 195 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 195
182 Aristiono Nugroho dan Sutaryono
kesepakatan sosial yang berlaku di masyarakat, yang bertujuan
merespon dinamika ekologi Gunung Merapi. Salah satu
kesepakatan yang berhasil dibangun oleh masyarakat adalah
kesepakatan dalam penentuan batas pemilikan tanah.
Sebagaimana diketahui, akibat erupsi Gunung Merapi
maka material vulkanik yang berupa pasir dan batu
menutup tanah dan batas-batasnya. Namun bagi masyarakat
pengembalian batasnya tidaklah masalah, karena mereka
sepakat menentukan kembali batas-batas bidang tanahnya
dengan melihat tanda-tanda alam yang masih nampak.
Keberadaan tanda-tanda alam ini didukung oleh kondisi
topogr y berler dan berupa sengk
batas bidang tanahnya masih dapat direkonstruksi.
Setelah erupsi Gunung Merapi, kehidupan sosial
masyarakat Dusun Jambu mengalami perubahan, karena
perubahan lingkungan permukiman dari yang semula berupa
perkampungan dengan rumah penduduk yang menyebar
dan tidak merata, menjadi permukiman yang mengelompok
dalam satu lokasi yang saling berdekatan. Perubahan terjadi
karena adanya peningkatan intensitas interaksi sosial antar
anggota masyarakat yang berada di Huntap. Interaksi sosial ini
membentuk ulang pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku
masyarakat sehingga menjadi lebih solid dalam menghadapi
dinamika sosial dan dinamika alam (ekologi Gunung Merapi).
Soliditas sosial Dusun Jambu juga memberi dampak berupa
kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana gunung api,
yang terlihat dari tidak diabaikannya wilayah Dusun Jambu
yang masuk KRB (Kawasan Rawan Bencana), tepatnya KRB