Page 196 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 196

Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah  183

              III. Pada  wilayah  KRB III, Pemerintah  melarang masyarakat
              bertempat  tinggal, dan  memerintahkan  masyarakat  untuk
              bertempat tinggal di tempat aman yang telah disediakan, yaitu
              Huntap (Hunian Tetap). Namun demikian masyarakat masih
              diperkenankan  melakukan   aktivitas  sehari-hari, terutama
              dalam  kaitannya  dengan  penggunaan   dan  pemanfaatan
              tanah, misalnya dengan menggarap tanah pertaniannya secara

              optimal. Hal inilah  yang dilakukan  oleh  masyarakat  Dusun
              Jambu, sehingga  mereka  tidak  tinggal atau  tidak  bertempat
              tinggal di wilayah  KRB, melainkan  tinggal atau  bertempat
              tinggal di Huntap yang letaknya relatif jauh dari wilayah KRB.

                  Kesadaran  dan  kesiapan  menghadapi bencana  gunung
              api juga dimiliki oleh masyarakat Dusun Jambu, yang terlihat
              dari banyaknya papan pengumuman di lokasi-lokasi strategis.
              Papan  pengumuman   itu  berisi himbauan  untuk  selalu  siap
              sedia  menghadapi bencana  gunung api, dan  menerapkan
              tata  sosial tradisional yang menghormati alam, misalnya
              dengan  berperilaku  sopan  dan  menghindari kegaduhan
              sosial. Sesungguhnya  kesadaran  dan  kesiapan  masyarakat
              dalam menghadapi bencana gunung api tidaklah dikonstruksi

              sekejap  mata, melainkan  telah  dibangun  sejak  tahun  1990-
              an  hingga  saat  ini, mulai dari tingkat  RT  (Rukun  Tetangga)
              hingga tingkat desa.
                  Adanya  soliditas  sosial juga  nampak  dari kemampuan

              masyarakat  dalam   membangun    jalan  dusun  sepanjang
              1 (satu) kilometer, yang menghabiskan  dana  sebesar  Rp
              412.000.000,-. Soliditas  juga  nampak  pada  adanya  sistem
              peringatan  dini (early warning system) yang dimaksudkan
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201