Page 130 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 130
sebebas dahulu, karena buruh panen telah dibebani tugas-tugas tambahan
sebagai persyaratan untuk mendapatkan hak panen. Tugas-tugas tambahan
tersebut berbeda dari satu daerah ke daerah lain dan besamya bagian hasil
panen yang menjadi hak buruh pun berbeda seperti dapat kita lihat pada Tabel
II.1.
Tabel II.1. Kewajiban dan Balas Jasa Pada Beberapa Sistem Ngepak-Ngedok
di Jawa, Musim Tanam Tahun 1973
Desa Sampel Sebutan Kewajiban Besamya Balas Jasa
Daerah Buruh Pengedok*) Penderep**)
1. Cidahu (Subang) Ceblokan a. Cabut bibit 1/6 1/12
b. Menanam
c. Menyiang
2. Serang (Pemalang) Pajegan Menanam 1/6 1/12
3. Kebanggan Paculan Paculan a. Mencangkul 1/5 – 1/6 1/10 – 1/12
(Banyumas) b. Mopok
pematang
c. Menanam
4. Sukosari Kedokan Kedokan a. Menanam 1/5 Upah uang
(Jember) b. Menyiang
5. Tanggul W. (Jember) Kedokan a. Menanam 1/5 1/10
Kedokan b. Menyiang
*) Bila Pengedok memanen sendiri
**) Bila Pemilik hak panen (pengedok) memberikan kesempatan pada
orang lain.
Bentuk hubungan kerja baru ini di tiap daerah mempunyai nama
(sebutan) tersendiri. Untuk memudahkan komunikasi dengan pembaca,
hubungan kerja yang baru ini kita beri nama “ngepak-ngedok”. Pada
dasamya buruh ngepak-ngedok berusaha menguasai seluruh hasil panen yang
menjadi haknya, tetapi jika terjadi kekurangan tenaga sewaktu masa panen
buruh ngepak-ngedok memberikan kesempatan bagi buruh lain yang tidak
mempunyai hak panen. Buruh panen ini (“penderep”) mendapat 50% dari
bagian buruh yang mempunyai hak panen (buruh ngepak-ngedok) atau
mendapat upah dalam bentuk uang.
95