Page 128 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 128
dalam bentuk uang, disamping ketiga faktor di atas besarannya sewa akan
dipengaruhi pula oleh harga-harga hasil pertanian yang dapat dihasilkan di
atas tanah tersebut.
Kewajiban penyewa membayar sewa kepada pemilik/penguasa tanah
dan seluruh biaya usaha tani mulai pengolahan tanah sampai panen menjadi
tanggung jawab penyewa pemilik tanah membayar IPEDA dan iuran/
tagihan lain yang lazimnya menjadi kewajiban bagi semua yang mempunyai
hak memiliki/menguasai tanah. Karena beban yang dipikul penyewa telah
ditetapkan dalam jumlah absolut sebelum pengolahan tanah, beban biaya
ini akan merupakan biaya tetap (fixed cost) bagi penyewa dengan demikian
besamya sewa tanah seharusnya tidak mempengaruhi tingkat optimal
penggunaan variable inputs (seperti tenaga kerja, pupuk dan sebagainya).
Masuknya teknologi baru (bibit unggul, pemupukan, pestisida dan
sebagainya) dan perbaikan pengairan meningkatkan hasil per hektar tanah
sawah. Studi kasus di Jawa Barat dan Jawa Tengah menunjukkan dengan
kenaikan produktivitas tanah, sewa tanah pun naik, Kenaikan produksi terjadi
di desa-desa sampel sebesar 25-35% dan kenaikan sewa tanah terjadi pula
yang mencapai 18 sampai 43 %. Kenaikan sewa tanah ini dapat dilihat pada
Tabel I-1.
Tabel I.1. Besamya Sewa Tanah Per Hektar dan Perubahannya
Besamya sewa (Kw/ha/musim) Perubahan
Desa
MT 68/69 MT 72/73 Sewa (%)
Jawa Barat
1. Gekbrong 7,0 10,0 43
Jawa Tengah
1. Bulus Pesantren 10,4 10,0 36
2. Sukaraja Lor 12,8 15,1 18
3. Kebanggaan 9,5 11,6 22
3. Hak dan Kewajiban dalam Sakap Menyakap
Maro, penyakap dan pemilik tanah masing-masing menerima separo
bagian dari hasil kotor. Di beberapa tempat biaya “saprodi” dipikul bersama,
penyakap dan pemilik masing-masing memikul 50%. Di beberapa daerah
biaya saprodi semuanya menjadi beban si penyakap (di desa Warung Jaud,
93