Page 133 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 133

Pada akhimya famili pun terpaksa mengikuti syarat-syarat pengedok
                untuk mendapatkan hak panen.

            d.  Dalam beberapa hal mengedokkan dimaksudkan untuk mengalihkan
                sebagian risiko kepada buruh pengedok. Misalnya di Desa Geneng
                (Ngawi) tanah hanya dikedokkan di musim kemarau karena keadaan
                pengairan tidak pasti dan hasil sawah pun tidak dapat dipastikan karena
                sebagian biaya dipikul buruh sendiri, bila terjadi kegagalan hasil petani
                penggarap tidak memikul semua kerugian. Ada kemungkinan petani
                penggarap akan cenderung untuk tidak mengedokkan tanahnya lagi
                pada musim kemarau di Desa Geneng.

            3.  Pengaruh  Sistem  Ngepak-Ngedok  Terhadap  Pemakaian  Teknologi
                Kesempatan Kerja dan Penyebaran Pendapatan
                Karena buruh tidak ikut memikul biaya saprodi (bibit, pupuk, pestisida
            dan lain-lain, buruh tidak ikut menentukan pemakaian teknologi biologis
            dan  kimiawi  (bibit  unggul, pupuk dan  sebagainya)  sesuai dengan tugas
            yang menjadi kewajiban buruh (untuk mendapatkan hak panennya) seperti
            mencangkul, mencabut bibit, menanam, menyiang dan memanen buruh
            sangat menentukan dalam pemilihan teknologi mekanis yang akan dipakai
            dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Di Desa Sukosari (Jember) dan Desa
            Kebanggan (Banyumas) misalnya, buruh mengganti ani-ani dengan sabit
            untuk memanen. Penggantian ani-ani dengan sabit ini oleh pemilik hak
            kedokan (di Sukosari, Jember) dan pemilik hak paculan (di Kebanggan,
            Banyumas) dimaksudkan agar anggota keluarganya dapat melakukan panenan
            tanpa bantuan tenaga luar keluarga, dengan demikian seluruh hasil panen
            yang menjadikannya dimiliki seluruhnya oleh buruh pemilik hak kedokan
            dan paculan tersebut.

                Hubungan kerja seperti ngepak-ngedok (ceblokan, paculan, dan
            sebagainya) pada dasamya adalah suatu hubungan kerja yang menjamin
            adanya kesempatan panen bagi buruh tani. Wajarlah bila buruh tani berusaha
            untuk menguasai seluruh hasil panen yang dapat menjadi haknya. Untuk
            itu buruh tani menggunakan sabit agar keluarganya dapat melakukan panen
            tanpa bantuan tenaga luar keluarga di atas tanah-tanah dimana ada hak



                                            98
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138