Page 246 - Mozaik Rupa Agraria
P. 246

Empangau maupun perairan lainnya. Sebelum dibentuk Rukun
           Nelayan, segala urusan yang menyangkut penangkapan ikan dan
           pembagian  daerah  tangkapan adalah  kewenangan dari  seorang
           Ketua Nelayan. Sampai  tahun 1970-an,  saat Empangau masih
           berstatus menjadi kampung/dusun, segala otoritas menyangkut
           urusan nelayan, adminstrasi kampung, hingga adat menjadi kuasa
           Kepala Kampung sampai tahun 1970-an.

               Sebagai elite,  pengurus organisasi  nelayan  mempunyai
           kewenangan mengatur keuangan  yang berasal  dari  hasil
           pengelolaan kawasan  perairan. Organisasi nelayan juga
           menerbitkan seperangkat aturan yang membatasi dan mengatur
           penangkapan ikan di wilayah perairan Empangau. Peraturan ini
           sebagian diadopsi dari Kitab Hukum Adat Kerajaan Melayu Bunut,
           sebagian lagi disesuaikan sesuai dengan kebutuhan, kesepakatan
           warga, dan aturan dari  pemerintah.  Aturan dalam  pengelolaan
           perairan ini dihasilkan dari musyawarah nelayan yang diadakan
           rutin tiap awal tahun.
               Pengurus nelayan memiliki kewajiban menjaga  perairan,
           serta memiliki hak  untuk mengeluarkan  sanksi  bagi  pelanggar
           aturan. Peraturan Danau Lindung mempunyai sanksi yang sangat
           berat  untuk  pelanggarnya.  Sebagai contoh,  pernah ada warga
           yang nekad mencuri indukan arwana di danau. Setelah ditelusuri,
           akhirnya ditangkap  kemudian diadili,  dijatuhilah  pencuri  itu
           hukuman  denda yang mencapai hampir  seratus juta  rupiah. Ia
           terpaksa menjual kebun  dan  hampir  saja  rumahnya,  lalu  pergi
           ke Malaysia. Hal yang paling berat, seumur hidup dia tidak boleh
           bekerja di danau Empangau. Sanksi yang keras ini yang membuat
           peraturan nelayan itu  tetap  ditegakkan hingga kini  dan  tidak
           seorang pun warga berani melanggar.







                                    Agraria Perairan, Pesisir dan Perdesaan  233
   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251