Page 25 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 25
Oloan Sitorus & Taufik N. Huda
sesuai bidangnya, yakni agraria. Boedi Harsono tidak menyia-
nyiakan waktunya, ia ingin menambah ilmunya, maka masuklah
Boedi Harsono ke Fakultas Hukum Dan Pengetahuan Masyarakat
Universitas Indonesia (UI). Perjuangannya meningkatkan penge-
tahuannya akhirnya membuahkan hasil dengan direngkuhnya
gelar Meester in de Rechten.
Bab IV ‘Boedi Harsono dalam Sejarah Indonesia: UUPA dan
Hukum Agraria’, merupakan bagian yang paling penting untuk
menjawab tesis pada latar belakang tulisan ini, yaitu apakah yang
mendasari gelar Bapak Hukum Agraria Indonesia pantas disemat-
kan pada sosok Boedi Harsono. UUPA memang hasil kerja kolektif
banyak pihak, seperti pemerintah, akademisi, dan Dewan Perwa-
kilan Rakyat. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa Boedi Harsono
sebagai pejabat di Kementerian Dalam Negeri sejak awal telah
terlibat dalam penyusunannya. Dalam penyusunan Rancangan
UUPA, pengetahuan mengenai pertanahan yang didapatnya
selama menjabat pamong praja membantu memudahkannya,
terlebih lagi setelah Boedi Harsono mendapatkan pendidikan tinggi
hukum secara formal dari UI. Pada akhirnya, UUPA berhasil disah-
kan dan dijadikan sebagai landasan Hukum Agraria Nasional.
Pada Bab IV ini pun akan ditulis lintasan situasi sosial dan
politik pada masa itu, dimana Indonesia menggunakan demokrasi
parlementer, yang seyogianya dengan semakin cairnya politik maka
semakin susah pula bagi pemerintah untuk menggolkan suatu
undang-undang. Terhitung sejak dibentuk Panitia Agraria Jogja
ada 3 (tiga) kali pergantian RUU. Namun, begitu Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 keadaan menjadi lain.
Rancangan UUPA yang sebelumnya bersandar pada UUDS 1950
lalu disesuaikan kembali dengan UUD 1945 dan manifesto politik.
Dalam relatif singkat akhirnya berhasil dibuat Rancangan UUPA
12