Page 29 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 29
Oloan Sitorus & Taufik N. Huda
ditambah Semaoen, sehingga jadilah nama lengkapnya
2
Muhammad Siam Semaoen .
Ayah bayi laki-laki tersebut adalah Moerhadisastro, seorang
pejabat pamong praja. Ia adalah anak dari Sastrodimedjo, asisten
wedana Blitar. Setelah genap 35 hari, Muhammad Siam Semaoen
dibawa ke kediaman ayahnya di Kediri. Demi mendengar bahwa
cucunya sudah diberi nama, Moerhadisastro dan ayahnya merasa
masih perlu mencarikan nama lain. Mereka kemudian memberi
nama baru untuk bayi tersebut, yaitu Boedi Harsono. Nama tentu
mengandung harapan dan cita-cita dari orang tuanya. Akhiran
“no” dalam nama Jawa artinya baik, harso berarti kemauan. Jadi,
Boedi Harsono diharapkan kelak menjadi pribadi yang berbudi
dan berkemauan baik. 3
Walaupun untuk selanjutnya ia memakai nama Boedi Harso-
no namun nama pertamanya masih melekat padanya. Ketika berada
di lingkungan keluarga Sosrowidjoyo-ayah dari Soepinah- ia masih
bernama Muhammad Siam Semaoen, oleh saudara-saudaranya ia
dipanggil “oen”. 4 Namun panggilan tersebut berganti menjadi
“no” ketika Boedi berada di lingkungan keluarga Moerhadisastro.
Bisa dikatakan semua darah Jawa mengalir dalam tubuh Boedi
2 Semaoen, konon adalah nama salah satu prajurit perang Nabi Muhammad
yang tangguh, nama Islam diberikan karena Soepinah berasal dari keluarga muslim.
Boedi Harsono dan Soedjarwo Soeromihardjo, Sekilas Pengabdian Prof. Boedi
Harsono Dalam Pembangunan dan Studi Hukum Tanah di Indonesia (Jakarta:
Kerukunan Pensiunan Pegawai Agraria/ Pertanahan bersama Asosiasi Pejabat
Pembuat Akta Tanah Indonesia, 2003), hlm. 7.
3 Ibid.
4 Mengenai nama ini Boedi Harsono berseloroh, “Pak Harto saja mendapat
nama Muhammad setelah menunaikan ibadah haji. Nah, saya sejak lahir sudah
memakai nama Muhammad”, wawancara dengan Boedi Harsono, tanggal 24 April
2009 di rumah, Jalan Musi 28, Jakarta.
16