Page 26 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 26
Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria ....
yang baru yaitu Rancangan Sadjarwo dan tanpa perdebatan serius
di parlemen akhirnya berhasil disetujui.
Oleh karena dianggap mumpuni atau berpengalaman di
bidangnya, Boedi Harsono ditugaskan oleh almamaternya Fakultas
Hukum Universitas Indonesia (FH UI) untuk menyusun mata
kuliah baru, yaitu Hukum Agraria. Dari tonggak sejarah tersebut
maka bidang akademis Hukum Agraria berkembang pesat
mengikuti jaman. Dengan keberadaan mata kuliah Hukum Agraria
itu, Boedi Harsono kemudian berpijak pada 2 (dua) tempat, yaitu
sebagai birokrat agraria dan akademisi agraria. Bahkan, sebagai
akademisi Hukum Agraria, Boedi Harsono telah menjadi legenda
bagi Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta. Pada akhirnya,
dari dunia akademis pula Boedi Harsono mendapatkan gelar seba-
gai Bapak Hukum Agraria Indonesia.
Bab V ‘Pensiun Bukan Berarti Berhenti Berkaraya’ ini berisi
perjalanan Boedi Harsono setelah beliau pensiun sebagai ambtenaar
(pejabat). Pada bagian ini akan tampak bahwa tenaga dan pikiran-
nya masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Boedi Harsono
sendiri selalu berkata bahwa hidup haruslah panjang umur, sehat,
dan berguna. Tampaknya, ketiga hal tersebut ada pada diri beliau.
Setelah Boedi Harsono pensiun, beliau masih dipercaya sebagai
Penasihat Ahli Menteri Negara Agraria/Kepala BPN, menjadi
Guru Besar Hukum Agraria dan membidani berdirinya Sekolah
Tinggi Pertanahan Nasional di Yogyakarta.
Bab VI ‘Boedi Harsono Di Mata Murid-muridnya’ memuat 2
(dua) orang murid Boedi Harsono, yang kemudian menjadi asisten-
nya, yakni Prof. Arie Hutagalung dan Eka Sihombing. Selain sehari-
hari merupakan guru besar Hukum Agraria di Fakultas Hukum
UI, akhirnya Prof. Arie Hutagalung-lah yang kemudian dipercaya
menggantikan Boedi Harsono sebagai Ketua Pusat Studi Hukum
13