Page 21 - Permasalahan Surat Ijin Memakai Tanah Negara sebagai Alas Hak dalam Pendaftaran Tanah di Kota Tarakan
P. 21

menjadi tolok ukur keberhasilan negara-negara dunia dalam mengukur
             pengembangan pelaksanaan kadasternya. Indonesia yang merupakan salah
             satu anggota FIG sudah sepatutnya menggunakan benchmark Kadaster
             2014 ini untuk  menilai posisi pengembangan sistem kadasternya.
                   Visi Kadaster 2014 dibangun berdasar beberapa sistem kadaster
             tradisional yang telah dikenal selama ini, berbagai studi, dan implementasi
             program/proyek, serta analisis kecenderungan pembangunan kadaster
             di masa depan. Kadaster sendiri didefinisikan sebagai sebuah metode
             pencatatan data publik yang berkaitan dengan semua objek tanah
             hak dalam sebuah wilayah administrasi yang berbasis pada survei dan
             pengukuran batas-batas bidang tanah, dan didefinisikan dalam salah satu
             hukum privat atau publik.
                   Kadaster 2014 menyampaikan 6 (enam) pernyataan tentang visi
             kadaster dunia yang diharapkan akan terwujud pada tahun 2014, sebagai
             berikut:  1

             Statement 1: Cadastre 2014 will show the complete legal situation of land,
             including public rights and restrictions! (Kadaster 2014 akan menyajikan
             informasi yang lengkap meliputi segala aspek hukum suatu bidang tanah,
             termasuk hak-hak publik dan pembatasan-pembatasannya)

                   Kadaster 2014 meliputi pencatatan oleh Kantor mengenai hak atas
             objek tanah-tanah hukum yang dapat memberikan jawaban mengenai
             beberapa pertanyaan tentang: di mana, kapan, berapa banyak, siapa,
             dan bagaimana mengenai objek-objek tanah hukum tersebut. Dalam hal
             ini, Kadaster 2014 akan memperlihatkan kondisi hukum objek tanah,
             termasuk hak-hak publik dan pembatasannya. Sistem kadaster ini akan
             mempunyai cakupan yang lebih luas daripada sistem kadaster tradisional
             karena sumberdaya tanah telah mengalami perubahan yang sangat berarti.
                   Hukum adat dan tradisional telah mengacu pada tanah dan hak
             penggunaan serta pembatasannya, sebelum berkembang menjadi sistem
             hukum formal. Konstitusi di banyak negara menjamin setiap warga negara
             berhak atas properti miliknya. Undang-undang sipil juga melindungi hak
             warga negara terhadap pengambilalihan propertinya. Memang selama
             ini kadaster tradisional telah memberi perlindungan hukum hingga


                   1 Jurg Kaufmann – Daniel Steudler, A Vision for a Future Cadastral System, Working Group
             1 of FIG Commision 7, 1994


             12     Permasalahan Surat Ijin Memakai Tanah Negara
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26