Page 222 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 222

M. Nazir Salim & Westi Utami

            tinggal di sekitar kawasan hutan.

                Di dalam skema Reforma Agraria disebutkan bahwa sumber TORA
            dari pelepasan kawasan hutan merupakan objek terluas apabila diban-
            dingkan dengan sumber lainnya. Sumber TORA dari pelepasan kawasan
            hutan dari periode tahun 2015 hingga 2019 ditargetkan seluas 4, 1 juta
            hektar. Namun hingga pertengahan tahun 2019 pencapaian pelepasan
            kawasan hutan untuk Tanah Obyek Reforma Agraria masih 0%.  Proses
            untuk mencapai tanah clear dan clean pada tanah kawasan hutan mem-
            butuhkan waktu yang cukup panjang, berbeda dengan sumber TORA
            dari non kehutanan.
                Untuk melaksanakan pelepasan kawasan hutan dibutuhkan beberapa
            tahapan yang melibatkan banyak stakeholder yakni pihak Kementerian
            Kehutanan dan Lingkungan Hidup di dalamnya terdapat pihak BPKH
            (Balai Pemantapan Kawasan Hutan), Dinas Tata Ruang, pemerintah
            daerah serta masyarakat yang tinggal pada kawasan hutan sebagai pihak
            langsung yang terlibat. Selain melibatkan banyak pihak, mendasarkan
            kajian yang dilakukan Nurlinda (2018) menyebutkan bahwa sulitnya
            proses pelepasan tanah dari sumber tanah eks. kawasan hutan dikare-
            nakan ketidakpastian tenurial atau kepemilikan tanah berkaitan dengan
            pengaturan pelepasan kawasan hutan. Nurlinda juga menyebutkan bahwa
            di dalam proses pelepasan tanah kawasan hutan juga terdapat sejumlah
            prosedur dan persyaratan pelepasan kawasan hutan yang cukup rumit
            dan panjang.  Proses, regulasi dan perjalanan alokasi sumber TORA dari
            pelepasan tanah kawasan hutan akan dikaji lebih lanjut dalam kajian
            berikut ini.


            1. Lahirnya Perpres No. 88 Tahun 2017 dan Perpres 86 Tahun 2018

                Setelah menunggu sekian lama terhadap nasib masyarakat yang
            tinggal dalam kawasan hutan terkait status penguasaan dan pemilikan
            tanah, maka lahirnya Perpres 88/2017 dan Perpres 86/2018 memberikan
                                            7
            harapan baru bagi masyarakat/pihak  yang tinggal dalam kawasan hutan.
                7  Yang dimaksud dengan pihak sebagaimana diatur di dalam Peraturan Presi-
            den No. 88 Tahun 2017 terdiri atas: perorangan, instansi, badan sosial/keagamaan,
            dan masyarakat hukum adat.

              194
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227