Page 225 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 225

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

               ialah keterbatasan lahan pangan serta adanya alih fungsi lahan pertanian
               menjadi non pertanian yang cukup tinggi yakni mencapai 60.000 Ha
               hingga 100.000 Ha per tahun (Suryana 2014; Purwaningsih, 2008). Kon-
               versi lahan ini banyak terjadi disebabkan oleh peningkatan jumlah pendu-
               duk yang berimplikasi pada gencarnya pembangunan pemukiman. Hal
               ini juga dipengaruhi oleh orientasi pembangunan pemerintah daerah
               yang tidak fokus pada pengembangan pertanian, sehingga alih fungsinya
               justru kadang menyasar lahan untuk kepentingan pangan.

                   Lahirnya dua Peraturan Presiden dengan jarak waktu yang tidak
               terlalu jauh ini menunjukkan bahwa Pemerintah Joko Widodo bersama
               dengan kementerian terkait tampak bersungguh-sungguh dalam menga-
               wal pelaksanaan Reforma Agraria di Indonesia. Selanjutnya bagaimana
               regulasi dan kebijakan ini diimplementasikan di lapangan akan disajikan
               dengan contoh studi kasus pelaksanaan kegiatan penyelesaian tanah
               dalam kawasan hutan yang ada di Sumatera Selatan.



               2.  Implementasi Perpres No. 88 Tahun 2017 di Sumatera
                 Selatan

                   Lahirnya peraturan presiden di atas disambut oleh pemerintah
               daerah, termasuk Pemerintah Daerah Sumatera Selatan dan stakeholder
               lainnya yang terkait langsung dengan perpres tersebut. Hal pertama yang
               dilakukan dalam menjalankan amanat Perpres 88/2017 adalah menja-
               lankan kebijakan PPTKH, setelah aturan pelaksannya keluar pada Mei
               2018. Pada tahun 2018 merupakan tahun pertama dimulainya kegiatan
               inventarisasi dan verifikasi penguasaan tanah dalam kawasan hutan. Di
               Sumatera Selatan target yang ditetapkan cukup tinggi, yakni inver di 6
               kabupaten. Program inver dijalankan oleh KLHK dengan BPKH sebagai
               leading sektornya.
                   Kegiatan inver berpedoman pada Permenko No. 3/2018 dan sumber
               Peta Indikatif yang telah ditetapkan oleh Kementerian LHK sebagai
               acuannya. Peta Indikatif dilakukan revisi setiap 6 bulan sekali dengan
               tujuan untuk melakukan update terhadap data-data baru di lapangan.
               Selanjutnya Peta Indikatif alokasi TORA yang berasal dari kawasan hutan
               ditetapkan oleh Kementerian KLHK. Keberadaan peta indikatif

                                                                         197
   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230