Page 135 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 135
Djoko Suryo
kota-kota industrial, metropolitan, mega-politan, hypercity, 15
sebagai akibat dari proses globalisasi perekonomian dan bu-
daya.
3. Fungsi kota-kota Indonesia sebagai pusat pendidikan dan
agen transformasi dan disiminasi perkembangan Ilmu Penge-
tahuan dan Teknologi, makin mengemuka;
4. Kota-kota Indonesia menjadi penting dalam proses Indone-
sianisasi dalam Era Teknologi Informasi dan Globalisasi yang
ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan masalisasi,
paradoksal, hybridanisasi dan maya.
5. Kota-kota Indonesia pada hakekatnya sedang menghadapi
persoalan-persoalan baru dalam arus dinamika kebudayaan
baru, seperti kecenderungan budaya Kitsch, budaya kapi-
16
talis (capitalist culture), budaya industrial (Industrial Culture),
budaya-pop (Pop-Culture), konsumerisme, materialisme, dan
Budaya-Urban (Urban Culture).
6. Kedudukan kota pada masa kini dapat diidentifikasi antara
lain sebagai berikut:
a. Pusat kontak dengan dunia “luar”;
b. Pusat agensi dan difusi perubahan sosial;
c. Tempat investasi;
d. Pusat aktivitas dalam dan luar negeri;
e. Magnet penduduk desa;
f. Implikasi kebijakan;
15 Mengenai pembahasan ciri-ciri hypercity di sini dapat di baca dalam
Peter J.M. Nas dan Annemarie Samuels (eds.), Hypercity, The Symbolic Side
of Urbanism (London-Bahrein-New York: Keagan Paul, 2006).
16 Maksudnya, di sini ialah suatu bentuk seni-budaya yang tidak
dapat digolongan sebagai seni-budaya klasik (tradisi) dan juga bukan
seni-budaya kontemporer (modern), atau bukan seni-budaya istana dan
juga bukan seni-budaya rakyat. Mengenai ini lihat Jenifer Lindsay, Klasik,
Kitsch, Kontemporer. Sebuah Studi Tentang Seni Pertunjukan Jawa, Terj. Nin
Bakdi Sumanto (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991).
114