Page 19 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 19

Djoko Suryo

            dari menafsirkan, memahami, dan mengerti, justru berdasarkan
            pada cara pandang yang kontekstual dan kondisional. Kemam-
            puan prognosis sejarah tentu berbeda dengan kemampuan mera-
            mal dan memprediksi yang ada pada naturwissenschaften.
                Pendekatan visioner sejarah Indonesia sebagaimana disebut
            Prof. Dr. Djoko Suryo, adalah “bertujuan untuk pemecahan
            masalah dan penyusunan kebijakan pembangunan dalam ber-
            bagai dimensi yang relevan”. Pernyataan ini justru dapat meng-
            indikasikan kondisi sejarah yang sebaliknya. Barangkali ini
            merupakan sindiran halus Prof. Dr. Djoko Suryo. Minimnya
            keterlibatan sejarah (wawasan dan komunitasnya), jika tidak
            dikatakan absen, di dalam upaya pemecahan masalah masyara-
            kat dan kebijakan pembangunan, dapat disebabkan dua hal.
            Pertama, dimarjinalkannya sejarah baik oleh negara maupun
            masyarakat luas kecuali untuk kepentingan legitimasi. Pertim-
            bangan-pertimbangan politis dan pragmatis(me) mendasari dan
            mendahului pemikiran akademis dan reflektif. Kedua, prob-
            lem internal komunitas sejarawan yang tidak mampu menun-
            jukkan otoritatasnya di hadapan ilmu lain dan tema-tema (ge-
            neric) yang berkembang. Bisa jadi ini akibat dari hal pertama
            atau dapat pula karena produk kesejarahannya selama ini yang
            cenderung antikuarian. Untuk bisa melakukan hal ini, dalam
            proses pengajaran dan penulisan pernah muncul ide bagaimana
            agar di penutup tulisan (skripsi hingga disertasi) disajikan ref-
            leksi kesejarahan berdasarkan pada analisa-analisa yang telah
            dilakukan. Hal ini sedikit berbeda dengan bidang sosiologi atau
            ilmu sosial lain, yang barangkali menuntut adanya gagasan, sa-
            ran, atau rumusan sebagai problem solving atas persoalan yang
            dikaji dan realitas sosial yang dihadapi.
                Tawaran visionaritas kesejarahan Prof. Dr. Djoko Suryo
            dalam pengertian di atas mensyaratkan pergaulan komunitas
            sejarawan secara lintas batas dengan berbagai kalangan ilmuwan
            lain serta keterlibatan terhadap isu-isu publik. Sejarawan dituntut
            sekaligus sebagai intelektual organik, scholar who cultivates strong

            xviii
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24