Page 298 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 298
Transformasi Masyarakat Indonesia...
dan/untuk dikembangkan dalam membangun kehidupan ber-
sama yang harmonis agar tidak ada yang merasa dipinggirkan.
Dalam hal ini solusi Otonomi Daerah bukan segala-galanya.
Selain masalah ekonomi, masih harus dipikirkan masalah sosial
dan budaya yang akan timbul. Perlu diperhatikan pula, penga-
kuan terhadap sesorang, pengakuan diri (recognition of self), pen-
tingnya kewajiban dan pertanggungjawaban, kesadaran tugas
dan hak; pentingnya ritus dan hukum; pentingnya simpati dan
rasionalitas; pentingnya jiwa kelompok/golongan dan kebang-
gaan individu; pentingnya pertimbangan kebaikan seluruh ma-
syarakat dan kebaikan kepentingan diri; penekanan perspektif
jangka panjang, negosiasi, dan komunikasi dan kompetisi yang
sehat; dan tentu saja pentingnya efisiensi, tetapi harus tidak
secara total menggerogoti sentralitas solidaritas sosial dan iden-
titas kultural.
Perlu pemahaman sikap yang tidak eksklusif-tetapi plura-
listik, dalam pengertian pengakuan adanya kompleksitas dan
keunikan berbagai tadisi budaya dapat memperkaya manusia
Indonesia. Keragaman budaya, dalam hal ini, dapat dibanding-
kan dengan keragaman biologis. Perlu ditambahkan bahwa da-
lam keragaman biologis dikenal adanya kekuatan untuk mela-
kukan simbiosis-mutualisme, sehingga mampu menciptakan
bentuk kerjasama kehidupan yang saling menguntungkan.
Yogyakarta, 10 September 2003
Daftar Pustaka
Barbour, Ian., Ethics in an Age of Technology, The Gifford Lectures
Volume Two.New York: Harper Collins Publishers, 1993.
Best, Steven., The Politics of Historical Vision, Marx , Foucoult,
Habermas. New York -London: The Guilford Press, 1995.
Bleicher, Joshef., Contemporary Hermeneutics. Hermeneutics as
Method, Philosophy and Critique. London and New York:
Routledge, 1990.
277