Page 121 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 121

Ranah Studi Agraria

            punyai kedudukan (bargaining position) yang lebih kuat dalam
            menghadapi pembeli padi yang besar sekali jumlahnya di kota
            karena berbagai alasan. Umumnya penebas menjual padi
            dalam jumlah yang cukup besar dan mereka juga cukup mengu-
            asai keadaan pasaran harga di mana-mana. Posisi penebas lebih
            kuat juga karena bisa menunggu dan menahan penjualan sam-

            pai seminggu, dua minggu, atau mungkin lebih lama lagi. Bah-
            kan penebas mampu menggunakan truk yang memudahkan
            pengangkutan padi sampai pada pembeli dengan tawaran pa-
            ling tinggi, sekalipun tempatnya jauh di kota besar. Petani kecil
            sama sekali tidak memiliki fasilitas dan hal-hal tersebut di atas,
            hingga posisi mereka menjadi sangat lemah.
                Petani sampel menjual kepada penebas karena mereka bu-
            tuh uang tunai dan sangat ingin mendapat untuk yang lebih
            besar. Hampir dua per tiga dari petani yang ditanya menjawab
            bahwa mereka sangat butuh uang tunai dan sepertiga lagi
            mengatakan ingin laba lebih besar. Uang yang mereka peroleh
            digunakan terutama untuk membayar hutang, dan juga berba-
            gai kebutuhan lain. Dibutuhkannya uang tunai untuk memba-
            yar kembali pinjaman-pinjaman itu, untuk sebagian disebab-
            kan oleh penggunaan bibit unggul yang memerlukan pupuk
            dan insektisida. Sebagian besar petani ikut serta dalam pro-
            gram BIMAS pemerintah dan mereka hampir selalu membayar
            kembali kredit pinjaman BIMAS itu segera setelah panen.


            G. Kesimpulan

                Dalam jangka waktu sepuluh tahun mendatang bisa diduga
            ketegangan-ketegangan sosial di kalangan masyarakat pede-
            saan di Jawa akan sangat meningkat. Hal ini disebabkan oleh

            52
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126