Page 120 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 120

Sistem Tebasan, Bibit Unggul dan ...

                   Utami dan Ihalauw dalam hal ini mengemukakan kasus
               yang juga menegaskan keuntungan yang diperoleh petani bila
               panen padinya dijual kepada penebas. Di Kabupaten Jepara
               mereka melihat bahwa kalau seorang petani menggarap sendiri

               sawahnya, dia hanya menerima 57,7% dari jumlah hasil panen
               karena adanya berbagai kewajiban sosial dan kerugian yang
               dideritanya. Penghasilan si petani dari penjualan hasil panen
               berdasarkan harga pasar yang berlaku saat itu hanyalah sebe-
               sar $20, 35 untuk sawah seluas 0,16 hektar. Jika petani terse-
               but menjual panen sawahnya kepada penebas, ia bisa meneri-
               ma pendapatan sampai sejumlah $33, 73 atau kenaikan penda-
               patan sebesar 66% bisa dinikmatinya .
                                                27
                   Beberapa alasan lain mengapa petani menjual kepada
               penebas juga diuraikan oleh Utami dan Ihalauw. Menurut
               pengamatan mereka, kalau petani harus mengurus penjualan
               hasil panennya sendiri, hal ini berarti petani itu sendiri yang
               harus memproses gabah padi yang masih basah agar menjadi
               padi kering, suatu hal yang selalu mengandung risiko penu-
               runan harga jika menurut penilaian pihak penggiling padi
               tersebut dianggap tidak cukup kering. Akan tetapi dengan men-
               jual kepada penebas, petani akan terhindar dari masalah proses
               pengeringan padi tersebut. Bukan hanya itu, petani juga terhin-

               dar dari risiko penurunan harga, kesulitan pemasaran,
               pengangkutan dan penyimpanan gudang . Dengan dialihkan-
                                                   28
               nya urusan pemasaran kepada penebas, berarti penebas mem-



               27   Widya Utami dan John Ihalauw, “Some Consequenses of Small
                Farm Size”, Bulletin of Indonesian Economic Studies, July, 1973, hal. 54.
               28  Ibid.

                                                                    51
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125