Page 199 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 199

Ranah Studi Agraria

            Bedanya dengan di Kebanggan, di Janti sistem gogolan yang
            berlaku adalah “gogolan bergilir”, dalam arti bahwa bukan
            hanya penggunaan tanahnya saja yang bergilir, tetapi juga
            lokasi pemilikannya turut bergilir. Artinya, secara fisik letak

            tanah seorang pemilik dapat berpindah-pindah. Setiap berganti
            tanaman dari tebu ke padi, maka tanah bekas tebu itu—yang
            pada gilirannya menjadi tanah garapan petani untuk ditanami
            padi—dibagi  lagi kepada semua pemilik secara undian. Misal-
            nya, jika pada suatu blok pada musim tertentu letak tanah seo-
            rang petani berada di petak A, maka setelah blok nanti diselang
            oleh tanaman tebu dan kemudian ditanami kembali padi, maka
            pada saat itu tanah petani tersebut belum tentu terletak di
            petak A lagi. Ada dua hal yang prinsipil di sini, yaitu luasnya
            harus tetap sama dan kualitasnya pun harus tetap sama dengan
            hak semula. Masalah luas tidak sulit, karena mudah menghi-
            tungnya. Tetapi untuk mengatasi masalah kualitas, maka selu-
            ruh hamparan sawah itu dibagi menjadi petak-petak kecil yang
            memanjang, yang meliputi daerah mulai dari yang paling subur
            sampai ke daerah yang tidak subur. Dan karena satuan luas
            tanah gogolan itu sama, maka mudah melaksanakannya. Dahu-
            lu, seorang gogol hanya berhak atas satu satuan luas tanah
            gogolan. Tetapi sekarang, terutama setelah (sesuai UUPA) sta-

            tus hukum pemegang tanah gogolan menjadi kebebasan jual-
            beli, seorang petani dapat saja mempunyai dua satuan tanah
            gogolan atau lebih. Namun satuan luas satu tanah gogolan
            tetap dipakai sebagai pedoman.


            2. Sistem Gadai
                Yang dimaksud dengan gadai menurut Iman Sudi-

            130
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204