Page 202 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 202
Penguasaan Tanah dan Kelembagaan
dan membayar hutang.
2) Untuk selamatan, ongkos naik haji, memperbaiki rumah, dan membayar
hutang.
Dari adanya dua macam motivasi menggadaikan tanah
ini dapat disimpulkan bahwa petani bertanah luas menggadai-
kan tanah untuk keperluan produktif, dan petani bertanah
sempit menggadaikan tanah untuk kepentingan yang bersifat
konsumtif. Di empat desa ini, ukuran yang dipakai untuk meni-
lai sawah yang akan digadaikan ialah nilai dalam kuintal gabah.
Di desa-desa penelitian di Jawa Tengah ada dua desa yang
masyarakat taninya masih melakukan sistem gadai, yaitu Ke-
banggan dan Wanarata. Motivasi petani menggadaikan tanah-
nya umumnya untuk keperluan selamatan atau dengan istilah
setempat nduwe gawe, biasanya untuk mengawinkan anak.
Menggadaikan sawah untuk keperluan lainnya ada juga, misal-
nya untuk biaya masuk sekolah atau biaya migrasi untuk men-
cari pekerjaan di tempat lain. Untuk keperluan itu biayanya
tidak dapat dicukupi dengan menjual oyodan atau menyewa-
kan sawahnya, karena biasanya petani yang menggadaikan
sawahnya di kedua desa ini adalah petani-petani bertanah
sempit. Jangka waktu gadai tidak terbatas sampai si pelepas
gadai memiliki uang untuk menebus. Tidak jarang si pelepas
gadai yang menggadaikan tanahnya akhirnya melepas atau
menjual sama sekali tanah hak miliknya karena tidak mampu
menebus.
Di desa-desa penelitian di Jawa Timur hanya ada satu desa
yang masyarakat taninya melakukan sistem gadai, yaitu di
Sukosari. Motivasi petani di Sukosari menggadaikan tanahnya
tidak jauh berbeda dengan motivasi petani di Jawa Tengah.
133