Page 207 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 207

Ranah Studi Agraria

                Kecilnya jumlah penyewa di Wanarata, disebabkan oleh
            keengganan penyewa menanggung risiko kegagalan panen.
            Risiko itu bagi penyewa kadang-kadang terlalu besar dan bah-
            kan tidak jarang penyewa menderita rugi sama sekali, karena

            tanaman padinya musnah diserang hama. (Hama tanaman padi
            di Wanarata yang sampai MH 1980/81 belum dapat diatasi
            ialah sundep, walangsangit, ganjur, dan tikus). Karena itu pemi-
            lik uang yang ingin menguasai tanah lebih menyukai  sistem
            gadai daripada sistem sewa. Itulah sebabnya di Wanarata jum-
            lah pemegang gadai lebih banyak daripada penyewa (banding-
            kan Tabel 5.9. dengan Tabel 5.11.).
                Dalam sistem gadai, si pelepas uang tidak akan menderita rugi,
            karena uang yang dilepaskan itu pasti akan kembali lagi tanpa
            menanggung risiko merugi. Sedang dalam sistem sewa, kemung-
            kinan penyewa akan menderita rugi besar, karena dalam berusaha
            tani padi di Wanarata risiko gagal panen yang harus ditanggungnya
            besar sekali, lebih-lebih pada tanaman padi musim kemarau.
                Dalam beberapa kasus desa, dijumpai pula bahwa kebiasa-
            an sewa menyewa ada kaitannya dengan kebiasaan para pa-
            mong desa setempat yang selalu menyewakan tanah bengkok-
            nya. (Misalnya saja di Wargabinangun, Rowosari, dan mungkin
            memang demikianlah yang berlaku di desa-desa sepanjang

            pantai utara Jawa.) Wargabinangun termasuk Kecamatan
            Gegesik. Menurut camat Gegesik, bukan hanya Wargabinangun
            saja, melainkan hampir semua desa yang termasuk Kecamatan
            Gegesik mempunyai kebiasaan sewa-menyewa, yang disebabkan
            oleh sifat masyarakat yang selalu melihat tingkah laku pamong
            desanya sebagai teladan (masyarakat primordial). Mengapa
            semua pamong desa di daerah ini suka menyewakan tanah

            138
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212