Page 144 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 144

Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007

                   Di awal masa pasca-apartheid, program RDP (Recon-
               struction and Development Program) yang memasukkan land
               reform dan pembangunan pedesaan sebagai acuan. Namun
               di akhir 5 tahun masa redistribusi lahan yang berbasis pasar,
               program gagal di berbagai lapisan. Hal ini dikarenakan hanya
               kurang dari 1 persen lahan yang diredistribusi, dan hanya
               sedikit klaim tanah yang diproses.
                   Di tahap kedua, dimulai pada tahun 1999 dengan cam-
               pur tangan Departemen Urusan Tanah. Namun usaha-usaha
               yang dilakukan untuk menjawab persoalan agraria menun-
               jukkan pendekatan yang minimalis dan ahistoris, yang
               selalu mengembalikan struktur ketimpangan ke mekanisme
               pasar (dengan mengadopsi Washington Consensus dari IMF
               dan Bank Dunia). Sebagai hasilnya, banyak pengamat
               mengatakan bahwa akhirnya ketimpangan bukan lagi
               dipengaruhi oleh ras, namun oleh kelas (yang memiliki uang
               lebih banyak memiliki tanah dengan sistem willing-seller-
               willing-buyer). Akhirnya land reform di Afrika Selatan telah
               gagal untuk mencapai hasil yang berarti, bahkan malah me-
               ningkatkan ketegangan di daerah dan menciptakan ancaman
               kekacauan dan perampasan tanah.
                   Pengalaman di Mesir hampir sama, dan liberalisasi tanah
               dengan sistem sewa atau beli memang harus diwaspadai.
               Hingga tahun 1992, akses kepada lahan diatur dalam UU
               Agraria Tahun 1952 yang bertujuan melindungi petani skala
               kecil. Aturan-aturannya antara lain membatasi kepemilikan
               maksimal lahan, mengatur harga sewa tanah, dan mengatur
               warisan lahan kepada petani yang mengolah lahan sehingga
               sulit diusir dari lahan yang ditanaminya.
                   Dengan kerangka negosiasi Structural Adjustment Pro-

                                                                   97
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149