Page 147 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 147
M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)
Sementara sejak Juni 2006 kemarin, pemerintah Bo-
livia telah menjalankan program negara yang ditunggu-
tunggu petani: Revolusi Lahan. Dengan adanya revolusi
lahan, tanah milik pemerintah harus dibagi-bagi ke petani
miskin dan tak bertanah di Bolivia. Petani kaya pun tak
senang, mereka menggalang kekuatan untuk menentang
redistribusi lahan Bolivia. Pemerintah tak peduli, karena
dampak pembagian lahan ini bagi kehidupan rakyat Bo-
livia dipercaya nyata. Tanggal 3 Juni lalu, dieksekusilah tin-
dakan pemerintah untuk membagikan 3,1 juta hektar lahan
untuk 60 kelompok masyarakat petani Indian.
Pembagian lahan tersebut merupakan rencana besar
Presiden Evo Morales yang juga petani. Ia mendambakan
kesempatan yang sama, otonomi, dan terutama akses kepa-
da lahan pada seluruh campesinos (petani) yang ada di negara
tercintanya. Hal ini sudah menjadi pandangannya sejak
bergabung dalam Partai MAS (Movimiento Al Socialismo),
dan kampanye-kampanyenya menuju kursi kepresidenan.
Di Bolivia, gerakan pembaruan agraria sudah ditunggu
sejak lama, karena 90 persen lahan pertanian ternyata hanya
dimiliki oleh beberapa keluarga. Sementara, sisa 10 persen
lahan pertanian dibagi oleh 3 juta petani miskin. Sudah
bertahun-tahun lamanya penindasan ini berlangsung, dan
saat pembaruan agraria sejati dilaksanakan rakyat tertin-
daslah yang bersorak. Pembaruan agraria di Bolivia dan
Brazil—serta Amerika Latin pada umumnya—bisa disebut
program yang populis, karena sudah menjadi aspirasi mayo-
ritas rakyat sejak lama. Kendalanya dulu hanya pada politi-
cal will pemerintah yang tidak mendukung dan tidak ber-
pihak kepada rakyat.
100