Page 151 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 151
M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)
sebenarnya sudah terakumulasi di berbagai negara, seperti
Filipina, Indonesia, Thailand, India, Bangladesh, Srilanka,
Argentina, Afrika Selatan, Mozambik, dan lainnya—
namun kemauan politik dari pemerintah belum ada atau
cukup kuat untuk melakukannya.
- Organisasi rakyat, khususnya organisasi tani yang kuat
Pengalaman terbaik dari gerakan pembaruan agraria yang
didukung oleh organisasi rakyat yang kuat adalah mungkin
Brazil, dengan gerakan rakyat populis-non kekerasan
MST. Bolivia juga merupakan sebuah model yang patut
menjadi panutan, dengan gerakan petani koka (cocaleros)
dalam partai MAS yang menyuarakan urgensi pembaruan
agraria di masa pemerintahan Presiden Evo Morales.
- Tersedianya data mengenai keagrariaan yang lengkap dan teliti
Syarat ini tak kalah pentingnya, dan merupakan syarat teknis
yang sangat dibutuhkan dalam mengidentifikasi objek land
reform, siapa yang paling membutuhkan dan bagaimana
distribusinya. Di banyak negara, sering terlihat diciptakan-
nya lembaga khusus untuk menangani masalah agraria,
seperti Departemen Urusan Tanah di Afrika Selatan atau
Departemen Pembaruan Agraria di Filipina. Namun banyak
dari tugas pokok mereka tidak dimengerti, karena keber-
pihakan dan pengertian yang kurang terhadap konsep pem-
baruan agraria sejati. Di Indonesia, beban berat ini dipikul
oleh Biro Pusat Statistik dan Badan Pertanahan Nasional.
- Dukungan dari pihak militer
Banyak yang mengatakan bahwa pembaruan agraria di
Mesir didukung oleh pihak militer. Pendapat ini tidak
sepenuhnya benar, karena pelaksanaan pembaruan agraria
di era kemerdekaan Mesir mungkin berlangsung relatif
104