Page 154 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 154
Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007
tersebut yang mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-
hari (7) berkesinambungan dan (8) adanya rangkaian aksi
berkelanjutan.
Dengan terpenuhinya syarat-syarat di atas, maka ormas
tani harus berperan aktif dengan memposisikan dirinya
sebagai kelompok penekan (pressure group), terutama terha-
dap pihak yang memiliki akses untuk memproduksi dan
mempengaruhi kebijakan agraria. Ormas tani harus berpo-
sisi sebagai pihak yang mendesakkan, merencanakan, melak-
sanakan, menikmati serta mengontrol proses pembaruan
agraria. Ormas tani juga harus menempatkan diri secara seta-
ra dan saling memberikan dukungan dan kerjasama dengan
sesama kaum tertindas lainnya (buruh, nelayan, kaum mis-
kin kota), dan mampu menempatkan diri dalam percaturan
politik ekonomi baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini
mengingat penguatan gerakan pembaruan agraria sebagai
praktek di dalam negeri, ia juga mendapatkan potensi du-
kungan dan rintangan di dalam negeri maupun dalam kancah
internasional.
Sedangkan peran sukses ormas tani dalam gerakan
pembaruan agraria bisa mendukung proses yang digam-
barkan seperti tabel di bawah. Seperti dikatakan sebelumnya,
cakupan definisi pembaruan agraria sangat mempengaruhi
identifikasi pada objek pembaruan agraria yang hendak dica-
pai. Sebagai bagian penting dari gerakan pembaruan agraria,
ormas tani juga harus berperan sebagai bagian integral
gerakan sosial yang lebih luas di dalam dan luar negeri. Da-
lam proses ini, ormas tani harus terlibat sebagai konsolidator
utama kekuatan petani, juga untuk pemenuhan kebutuhan
praktis petani. Hal ini bisa dilakukan dalam seluruh proses
107