Page 97 - Multipurpose Cadastre Pengadaan Tanah dan Legalisasi Aset: Penyelesaian Persoalan-persoalan Agraria dan Tata Ruang
P. 97

Multipurpose Cadastre, Pengadaan Tanah, dan Legalisasi Aset
            88

                pelepasan (angka 1 di atas) beranggapan bahwa masih terdapat
                ‘sisa’ tanah meski telah dilakukan pembagian Hak Milik .
            9)  Dalam situasi seperti tersebut di atas, pada sebagian areal bekas
                konsolidasi  tanah  perkotaan itu  ditetapkan  sebagai lokasi
                JLUKS.

            b.  Pengadaan Tanah JLUKS

                Perencanaan pengadaan tanah JLUKS telah dimulai sejak tahun
            2006, namun karena keterbatasan  anggaran  pelaksanaannya baru
            dimulai pada tahun 2010, yaitu dengan dikeluarkannya Keputusan
            Walikota Solok tanggal 10 juni 2010 Nomor 188.45/274/KPTS/WSL-
            2010 tentang Penetapan Lokasi Jalan Lingkar Utara Kota Solok.
                Adapun penanggungjawab pelaksananya sejak tahun 2006 s/d

            2014 oleh Bagian Tata Pemerintahan Kota Solok; dan sejak  tahun
            2015 s/d sekarang oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
            Pemerintah Kota Solok.  Sejak  tahun 2006  hingga  tahun 2012 ada
            dilakukan ‘pembebasan’ tanah di setiap tahunnya, dan pada tahun
            2012-2013 proses pembebasan mengalami stagnan.

                Selain karena keterbatasan  anggaran  dari Pemerintah Kota
            Solok,  proses pembebasan  atas  tanah ulayat  kaum  mengalami
            keterlambatan karena:
            (1)  Diperlukan waktu relatif lama untuk memperoleh kesepakatan
                kaum.  Lamanya  proses  kesepakatan  tersebut  karena  harus
                disetujui oleh semua anggota kaum (dibuat dalam bentuk ranji).

                Dalam kasus  tertentu  sebagian  anggota kaum berada  di luar
                kota (di rantau) sehingga proses persetujuan ditempuh dengan
                mengirimkan dokumen  terkait  untuk ditandatangani, atau
                menunggu yang bersangkutan kembali ke kampung halaman.
            (2)  adanya biaya yang relatif besar untuk memperoleh persetujuan
                Penguasa  Adat. Dokumen  penguasaan  tanah (alas hak)
                memerlukan  paling  tidak 3  (tiga)  jenjang  persetujuan. Di
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102