Page 247 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 247
Gunawan Wiradi
baik yang berbahasa asing maupun (apalagi) yang berbahasa
Indonesia.
Seperti diketahui, sampai dengan tahun 1957, sebagian
besar dosen-dosen yang mengajar di Fakultas Pertanian Bogor
adalah bangsa Belanda, tetapi kuliah-kuliah mereka disam-
paikan dalam bahasa Inggris, dan kadang campur bahasa Be-
landa. Saat itu, paling tidak yang dialami oleh angkatan saya,
mata kuliah metodologi penelitian sosial belum ada. Ketika
pada tahun 1957 pemerintah RI membatalkan perjanjian KMB
(Konferensi Meja Bundar), dosen-dosen Belanda tersebut
dipulangkan ke negeri Belanda. Tetapi sebelumnya saya masih
sempat menerima kuliah sosiologi dari (dan diuji oleh) seorang
dosen Belanda, yaitu almarhum Prof. W.F. Wertheim.
Setelah dosen-dosen Belanda pergi, untuk kurang lebih
selama satu tahun terjadi kekosongan dosen karena dosen-
dosen orang Indonesia sendiri masih terbatas. Untuk mengisi
kekosongan itu didatangkan beberapa dosen dari luar negeri
(misal dari Jerman dan Perancis) atas dasar kontrak jangka
pendek (satu tahun). Barulah sesudah itu datang KTC (Ken-
tucky Contract Team), yaitu suatu tim dosen dari Amerika,
sebagai hasil persetujuan kerjasama antara dua Fakultas di
Bogor dengan University of Kentucky, Amerika Serikat. Sebe-
narnya di Amerika sendiri saat itu Kentucky University (KU)
hanya menduduki “ranking” ke-12 di antara semua Universi-
pakar-pakar dari mancanegara yang menaruh perhatian terha-
dap masyarakat Indonesia, melakukan penelitian-penelitian di
Indonesia, dan menulis serta dianggap memahami apa yang
terjadi di Indonesia.
210