Page 40 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 40

Tjahjo Arianto, Tanjung Nugroho, Eko Budi Wahyono
            22

                dengan  hak  pengelolaan  dan  pengadaan  tanah  untuk  kepentingan
                pembangunan.
            b.  Bahan Hukum Sekunder
                Bahan hukum  sekunder  terdiri  dari  bahan hukum  yang  dapat
                memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan membantu
                menganalisis  bahan  hukum primer  seperti pendapat para pakar
                hukum, jaksa, hakim, advokat, pejabat Badan Pertanahan Nasional,
                Pejabat Pemerintah kota Batam, Pejabat Badan Pengelola Batam, tokoh
                masyarakat kampung-kampung tua dan praktisi di bidang pertanahan
                lainnya yang diperoleh melalui buku, jurnal, karya ilmiah, surat kabar,
                internet atau melalui wawancara.


            4.  Analisis Bahan Hukum

                Analisis  penelitian  ini  dilakukan dengan cara  mengolah  secara
            sistimatis bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder dengan
            cara membuat klasifikasi bahan-bahan hukum tersebut. Pengklasifikasian
            bahan-bahan  hukum  tersebut untuk  mempermudah proses  analisis
            sehingga akan diperoleh langkah langkah yang tepat dalam penyelesaian
            sengketa masyarakat adat Pulau-pulau Rempang dengan Otorita Batam.


            E.  Tujuan Penelitian

                Penelitian ini akan membuat analisis hukum penguasaan tanah oleh
            masyarakat  di  atas Hak Pengelolaan Otorita Batam. Selanjutnya  dari
            penelitian ini diharapkan akan diperoleh titik terang untuk menyelesaikan
            permasalahan yang terjadi di areal Hak Pengelolaan tersebut.



            F.  Manfaat Penelitian

                Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat menjadi masukan untuk
            menambah wawasan para praktisi hukum, penegak hukum dan akademisi
            tentang implementasi Hak Pengelolaan untuk kepentingan pembangunan.
            Pada  akhirnya  dapat mengisi kekosongan hukum  sehingga bermanfaat
            untuk penyusunan peraturan perundang-undangan pertanahan khususnya
            tentang problematika pemanfaatan hak pengelolaan.
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45