Page 42 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 42

Tjahjo Arianto, Tanjung Nugroho, Eko Budi Wahyono
            24
            1.  Sejarah Perkembangan Batam

                Sejak pembangunannya pada tahun 1969, perkembangan Batam hingga
            kini secara garis besar dapat dibagi dalam 6 (enam) periode. Pada masing-
            masing periode tersebut telah ditetapkan arah  kebijakan pembangunan.
            Guna pemantapan pengembangan  sebagaimana  fungsi  Batam  menjadi
            daerah  industri  dan  perdagangan, alih  kapal,  penumpukan dan  basis
            logistik,  serta  pariwisata,  telah  dikeluarkan  beberapa  Surat  Keputusan
            Presiden atau Menteri maupun Dirjen, sebagaimana periodesasi Pimpinan/
            Pengembangan Otorita Batam sebagai berikut:


            a) Tahun 1969 - 1975
                Memulai periode pertama, pada  tahun  1969  Perusahaan  Negara
            Pertamina menjadikan Batam  sebagai  pangkalan logistik  dan  operasional
            eksplorasi dan eksploitasi minyak lepas pantai, dengan pertimbangan bahwa
            Batam merupakan daerah yang dekat dengan pusat pertumbuhan baru saat
            itu, yaitu Singapura. Jarak Batam – Singapura adalah sekitar 20 kilometer.
                Periode  ini  dikenal  sebagai  periode  persiapan  dan  permulaan
            pengembangan. Pada  periode ini  pengembangan Batam lebih ditujukan
            untuk menunjang kegiatan pertanian dan pencarian minyak lepas pantai,
            dengan Ketua Otorita Batam  yaitu Ibnu Sutowo. Pada  periode  tersebut
            keluar beberapa Keputusan Presiden (Keppres) antara lain:
            a.  Keppres 65  Tahun 1970  tanggal  19 Oktober 1970  tentang Proyek
                Pengembangan Pulau Batam. Keppres ini menandai pengembangan
                secara nyata Pulau Batam.
            b.  Keppres 74 Tahun 1971 tanggal 26 Oktober 1971 tentang Pengembangan
                Pembangunan Pulau Batam  dengan membentuk Badan Pimpinan
                Daerah  Industri (Badan  Penguasa),  dan  bertanggung jawab  kepada
                Presiden.  Berdasarkan Keppres ini,  pada mulanya  fungsi Batam
                diarahkan hanya sebagai Kawasan Berikat (Bonded Warehouse) yang
                meliputi kawasan Batu Ampar saja.
            c.   Keppres 41Tahun 1973 tanggal 22 November 1973 tentang seluruh Pulau
                Batam dinyatakan sebagai daerah industri.


                Pada tanggal 26 Agustus 1974 Pemerintah menunjuk beberapa lokasi
            di Pulau Batam yaitu Sekupang,  Batu  Ampar  dan Kabil  sebagai  Bonded
            Warehouse, dan menunjuk PT.  Persero Batam sebagai penguasa  Bonded
            Warehouse.
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47