Page 129 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 129
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
harta dan benda, aksi rakyat dan pemerintah untuk menghabisi
kekuasaan dan dominasi sosial-politik para raja, keluarga raja, serta
kaum bangsawan adalah dengan melakukan demokratisasi
pemerintahan. Pemerintahan kerajaan ditiadakan (dihapuskan) dan
jabatan-jabatan kepala pemerintahan terendah, seperti kepala nagari,
kepala kuria, pesirah dan batin, yang selama ini nyaris identik sebagai
posisi tradisional yang diduduki kaum bangsawan diserahkan kepada
siapapun yang mampu menduduki jabatan tersebut. Untuk itu
diadakanlah pemilihan angku palo (kepala nagari), kuria, pesirah, batin
secara langsung yang demokratis. Pelaksanaan pemilihan ini diatur
dengan Maklumat yang umumnya dikeluarkan oleh masing-masing
keresidenan. Dengan demikian berakhirlah keberadaan kelompok yang
mengingkari atau mengkianati proklamasi yang terdiri dari orang
Indonesia sendiri.
Upaya-upaya untuk mengagalkan tegaknya republik, terutama
oleh Belanda tetap berlanjut hingga tahun 1949. Di samping itu,
beberapa upaya serupa yang dilakukan oleh ―orang Indonesia‖ yang
bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda melalui pembentukan
negara-negara boneka, seperti NST (Negara Sumatera Timur), DISBA
(Daerah Istimewa Sumatera Barat), atau pengkianatan PKI tetap
berlanjut. Namun, perlawanan yang sungguh-sungguh yang diberikan
oleh para pendukung republik menyebabkan berbagai upaya tersebut
gagal mencapai tujuannya, sehingga akhir tahun 1949—bersama-sama
dengan daerah lain di Indonesia—kedaulatan rakyat Sumatera sebagai
bagian dari RI diakui Belanda (dan dunia internasional), dan Sumatera
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Republik Indonesia.
117