Page 218 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 218

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia



                        Dua hari kemudian, tanggal 27 November 1945, pukul 12.45,
                Inggris kembali menjatuhkan pamlet. Ada tiga hal pokok yang dimuat
                dalam  pamflet  tersebut.  Pertama,  pengeboman  yang  dilakukan  oleh
                Inggris  tanggal  25  November  1945  terhadap  stasiun  Yogyakarta  dan
                Surakarta  dipandang  belum  berhasil.  Oleh  sebab  itu,  Inggris
                memandang  perlu  untuk  melakukan  pengeboman  kembali.  Kedua,
                Inggris  menyatakan  tidak  akan  mencelakakan  penduduk.  Selanjutnya,
                pukul 01.00-2.30 siang, empat pesawat Inggris mengebom Yogyakarta.
                Pengeboman itu menghancurkan Balai Mataram dan Sono Budoyo. Di
                samping  itu,  pengeboman  itupun  merusak  kantor  telepon,  gedung
                H.C.C.H. dan rumah penduduk. Beberapa penduduk (?) pun dinyatakan
                meninggal  dalam  peristiwa  tersebut.  Sehubungan  dengan  peristiwa
                tersebut,  Hamengku  Buwono  mengirimkan  telegram  kepada  presiden
                sukarno,  menyatakan  protes  atas  peristiwa  tersebut  dan  mendesak
                Presiden  mengambil  tindakan  tegas.  Protes  senada  dilayangkan  oleh
                Sunan dan Mangkunegara.


                4.14. Magelang
                        Berbagai  pertempuran  di  Magelang  mula-mula  dipicu  oleh
                ketidaksenangan  penduduk  terhadap  perilaku  tentara  Sekutu  di  sana.
                Penduduk  Magelang  yang  ikut  menyediakan  beras  untuk  Sekutu  dari
                Semarang  harus  melihat  pembunuhan,  perampokan,  serta  berbagai
                penyembelihan  yang  dilakukan  oleh  tentara-tentara  tersebut.  Dalam
                pertempuran  di  Magelang  baru-baru  ini  ternyata  tentara  Gurkha  dan
                Jepang  melakukan  penyembelihan  terhadap  penduduk.  Seperti  40
                penduduk  di  pedukuhan  Tulung.  30  Oktober  diserang  500    tentara
                Jepang.

                        Tidak  kurang,  tentara  Sekutu  yang  didominasi  oleh  Gurkha
                membebaskan  tawanan  perang  dan  menjadikannya  sebagai  tentara
                Sekutu.  Puncak  fenomena  tersebut  adalah  munculnya  sentimen  anti-
                Jepang  atau  anti-Gurkha  yang  menyulut  berbagai  pertempuran.  Salah
                satunya  yang  terbesar  adalah  pertempuran  yang  terjadi  akhir  Oktober
                hingga  awal  November  1945.  Pertempuran  itu  membawa  banyak
                korban.  Setidaknya  ada  53  korban  yang  dimakamkan  di  pemakaman
                Giriloyo pada tanggal 3 November 1945. Hujan lebat menyertai proses
                pemakaman yang mengharukan itu.



                206
   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223