Page 222 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 222
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Masih di hari yang sama, Gurkha yang bergerak menuju
Ambarawa membakar semua rumah penduduk, dari mulai desa Pingit
sampai Jambu, Secang. Sementara di desa Bedana, mereka
menyembelih seorang lurah, beserta dengan istri, anak-anaknya, serta
seorang carik. Hari berikutnya, tentara Gurkha melakukan pembakaran,
penyembelihan, dan membebaskan tawanan Jepang di Normaal School
Ambarawa.
72
Situasi ini mendorong pejuang Indonesia untuk semakin maju
dan menghentikan tindakan-tindakan tersebut, sebagaimana dilakukan
pasukan gabungan TKR Jogja, Purwokerto, Sumpyuh, Gombong,
Kebumen, Cilacap, dan Muntilan tanggal 24 November pukul 12.00.
pertempuran itu berhasil mendesak musuh sampai ke perbatasan Kedu-
Semarang.Sisanya berhasil didesak sehingga terkumpul menjadi satu di
pusat kota Ambarawa .
73
Masih terkait pertempuran Ambarawa, sekitar 200 narapidana
Rumah Tahanan Ambarawa pun dibebaskan untuk membantu pasukan
Indonesia. Narapidana yang sudah terampil menggunakan senjata api
langsung diterima menjadi anggota TKR. Perekrutan narapidana untuk
membantu pertempuran Ambarawa dilakukan pula di Bedono.
Sementara itu, sebanyak 700 tentara Shik di Ambarawa menyatakan
dukungan terhadap perjuangan Indonesia. Ketika pertempuran
Ambarawa berkobar, masih mengutip Kedaulatan Rakjat, 240 pasukan
itu meminta pita merah putih.
Selain narapidana dan tentara Shik, pasukan Indonesia di
Ambarawa memperoleh tambahan pasukan dari para kiai. Sambil
menyerukan perang sabillilah, mereka gigih menyerang musuh. Para kiai
dalam Ambarawa relatif sakti. Mereka relatif kebal terhadap senjata api
dan mortir musuh. Di samping mengulas keterlibatan para kiai, ada pula
74
keberadaan seorang Nyai (?) dari Tingkir, Salatiga turut bertempur .
210