Page 226 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 226

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                        Keberhasilan  serangan  serentak  di  Banyubiru  dilanjutkan
                dengan  serangan  serentak  berikutnya,  yang  membawa  kemenangan
                penuh.  Dalam  hal  ini,  Kedaulatan  Rakjat  edisi  tanggal  17  Desember
                1945  menurunkan  headline  berita  “TG.17:  PERINGATAN  HARI
                KEMERDEKAAN    INDONESIA  Kota  Ambarawa  seloeroehnja  di  tangan
                kita”. Kemenangan di Ambarawa itu dimulai ketika pukul 11-12 malam,
                tanggal  11  Desember  1945,  markas  tentara  gabungan  di  Ambarawa
                memutuskan  untuk  melakukan  serangan  habis-habisan.  Serangan
                pertama dilakukan oleh Haji Moechlis dari Cilacap. Bersama dengan 60
                anggotanya mula-mula ia melakukan pergerakan dari bukit di sebelah
                utara gereja besar. Selanjutnya, pada tanggal 14 Desember, kelompok
                ini masuk ke kota menyerang gereja besar, salah satu basis pertahanan
                musuh. Pada tanggal itu pula, gereja besar dapat diduduki dan bendera
                merah putih sebagai tanda kemenangan Republik Indonesia dikibarkan
                di puncak gereja.
                        Setelah  menduduki  gereja  besar  Ambarawa,  pasukan  yang
                dipimpin  oleh  Haji  Moechlis  melakukan  serangan  ke  berbagai  tempat
                penting lainnya. Beberapa diantaranya adalah stasiun dan dua benteng
                di  Ambarawa;  Benteng  Ambarawa  Willem  I  dan  Benteng  Pendem
                Banyubiru.    Pergerakan  pasukan  ini  membuka  kunci  kota  Ambarawa
                dari  berbagai  penjuru  dan  memungkinkan  pasukan-pasukan  lain—
                seperti  pasukan  rakyat  Purwokerto  dan  Banyumas,  Yogyakarta,  Kedu,
                Solo, dan Salatiga— masuk ke dalam kota Ambarawa.
                        Perjuangan merebut benteng tersebut dimulai sejak tanggal 21
                November  1945,  yang  berakhir  pada  tanggal  15  Desember  1945.
                Jatuhnya  kedua  benteng  tersebut  melemahkan  pertahanan  musuh  di
                sekitar Tuntang, Ngasinan, dan Bawen. Tidak hanya itu, jalan-jalan yang
                menghubungkan  Salatiga,  Tuntang,  Ngasinan,  dan  Bawen  pun
                dilaporkan  sunyi.  Untuk  berjaga-jaga,  pasukan-pasukan  Republik
                Indonesia  yang  berada  di  Ambarawa  melakukan  pembagian  tugas
                patroli sebagai berikut;
                1. Pasukan  Ambarawa  menjaga  kantor  telepon,  pertigaan  jalan
                   Tuntang, serta pertigaan Toko Senda.
                2. Pasukan gabungan Ambarawa-Magelang berjaga di Kawedanan dan
                   sekolah Taman Siswa
                3. Pasukan Yogyakarta-Puwokerto berjaga di kantor polisi dan stasiun
                4. Pasukan Yogyakarta berjaga di Kampemen dan Hotel Merdeka
                5. Pasukan Solo di Warung Lanang
                        Sementara itu, terkait dengan keadaan dalam kota Ambarawa,
                rumah-rumah  penduduk  hampir  secara  keseluruhan  telah  terbakar
                habis. Gedung-gedung yang masih berdiri rata-rata dalam kondisi rusak



                214
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231