Page 216 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 216
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Masih terkait pertempuran Kota Baru, laporan wartawan
Kedaulatan Rakjat menarik untuk disimak. Di tengah medan
pertempuran, di antara hujan peluru dan kondisi gelap gulita, ia
menyaksikan seorang anak, kira-kira berumur 12 tahu ikut
bertempur. Ia merangkak maju, hanya bersenjata bambu.
Selanjutnya, di rumah sakit (?), ia menyaksikan seorang pelajar
Sekolah Rakyat, berumur 11 tahun, dalam kondisi terluka,
mengigau dalam tidurnya. Dalam igauannya ia mendorong
supaya barisan rakyat maju terus dan membunuh orang-orang
Jepang yang telah membunuhi orang-orang Indonesia. Masih di
rumah sakit, wartawan itupun melaporkan pula rasa harunya
melihat seorang ibu. Ia terharu melihat seorang ibu meletakkan
tangannya di atas kepala anaknya yang meninggal, tanpa
63
menangis sedikitpun .
Dalam pertempuran Kota Baru, tercatat beberapa orang
meninggal. Kedaulatan Rakjat tanggal 9 Oktober 1945, misalnya,
melaporkan pemakaman jenasah Amat Djahir dari Ngampilan di
depan polisi istimewa. Di hari yang sama, pukul 16.00,
penghormatan diberikan kepada Achmad Sareh pelajar Taman
Madya Taman Siswa. Sebelum diberangkatkan ke pemakaman
Semaki, jenazah Achmad Sareh dimakamkan terlebih dahulu di
Pendopo Taman Siswa dengan tembakan salvo satu kali.
Sebagaimana ketua korban sebelumnya, pemakaman itupun
dihadiri oleh barisan polisi, BKR, BPR, BPU, para siswa dan
penduduk.
Di samping berita-berita tentang pemakaman,
pertempuran Kota Baru menyisakan banyak laporan orang
64
hilang, salah satunya adalah Djoenadi alias Badjoeri, warga
Jagran berumur 25 tahun. Dia dinyatakan hilang dalam
pertempuran tersebut. Tidak ketinggalan, pascapertempuran,
berita seputar penjarahan pun marak, seperti Kantor Telepon
Yogyakarta. Gambaran penjarahan ini selaras dengan isi
Maklumat No. 4 tanggal 17 Oktober 1945.
204