Page 211 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 211
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
nama samaran Semprot seringkali menggunakan kata “berontak” atau
menggabungkannya dengan pekik “merdeka”. Perubahan
memunculkan percecokan. Salah satunya adalah percecokan yang
terjadi di Delanggu dan Surakarta. Salam “merdeka” dari Surakarta
seringkali dijawab dengan “berontak”. Di samping memunculkan
percecokan, perubahan itu juga memicu kritik dari berbagai kelompok.
Salah satunya lagi-lagi sebagaimana disampaikan oleh seseorang yang
mengaku bernama Kampret. Ia mempertanyakan alasan Semprot
menggunakan salam pekik “berontak”. Semprot pun menjawab bahwa
salam tersebut didasarkan pengalaman yang didengar dan dilihatnya.
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa pekik berontak telah umum
digunakan di sekitar pertempuran Ambarawa, Banyubiru, Salatiga,
Bringin, Getas, Kepuh, Ungaran, Mranggen, Genuk, dan Sayung. Di
samping itu, salam itupun telah digunakan secara luas di Kudus,
Jrangkah, Kalibanteng, serta berbagai pusat pertempuran dan desa-desa
53
di Jawa Tengah .
Meskipun mengakui sebagai redaktur yang berinisiatif
menuliskan pekik “berontak”, Semprot membela diri bahwa meluasnya
salam itu di luar kuasa dan tanggungjawabnya. Sebab, menurut
Semprot, sebagai wartawan ia tidak meliki pengaruh apa-apa.
Semprot tidak koerang dan tidak lebih hanja…toekang nongkrong di
podjok K.R., kerdjanja keboet2 laler dan boeboet2 djenggot. Djadi
nggak poenja pengaroeh…kaloe dimana-mana sekarang terdengar
seroean berontak, berontak, berontak, itoe memboektikan bahwa
sekarang djiwanya seloeroeh rakjat Indonesia betoel2 telah berontak
saking tidak tahannja melihat kekedjaman2 moesoeh dan kesengsaraan
hidoepnja akibat dari pendjajahan2.
Masih mengenai kontroversi antara salam “merdeka” dan
“berontak”, Semprot pun menjelaskan bahwa pekik nasional Indonesia
tetaplah “merdeka”. Sementara “berontak” merupakan pekik
perjuangan, khususnya di Jawa Tengah. Di samping itu, orang Jawa
Tengah pun bisa menggunakan kedua salam tersebut. Sebab, pekik
“merdeka” mengingatkan bahwa Indonesia telah merdeka sementara
pekik “berontak” merupakan pengingat pentingnya pemberontakan
untuk mempertahankan kemerdekaan yang diperoleh. Dengan
199