Page 260 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 260

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                5.2. SURABAYA MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN

                        Pada akhir jaman kolonial Belanda, Surabaya telah berkembang
                menjadi  kota  dagang  dan  industri  yang  kosmopolit.  Masyarakat
                Surabaya tidak hanya terdiri dari berbagai suku bangsa, tapi juga dalam
                perkembangannya memperlihatkan ciri-ciri yang khas, yang terbuka dan
                blak-blakan. Dialeknya menunjukkan sifat dan sikapnya yang merakyat
                dan  demokratis.  Misalnya  untuk  panggilan  kepada  orang  kedua
                menggunakan istilah cak (kakak), rek (kawan-kawan, saudara-saudara),
                pena  atau  rika  (kamu).  Di  samping  itu,  Surabaya  juga  dijadikan
                                                       1
                pangkalan utama angkatan laut Belanda.
                        Kemajemukan  penduduk  Surabaya  juga  dapat  dilihat  dari
                bercampur-gaulnya  elite  kolonial  Belanda  sebagai  pengusaha,  elite
                pribumi,  rakyat  rendahan,  berbagai  etnis  atau  suku  bangsa.  Hampir
                seluruh suku bangsa Indonesia di kepulauan Nusantara ada di Surabaya.
                Mereka  menganut  berbagai  macam  agama  dan  kepercayaan,  miskin
                dan kaya, bergaul rukun. Sebagian besar penduduk Surabaya tinggal dl
                kampung, bangga dengan sebutan ―Arek Surabaya‖ yang berarti "anak
                Surabaya".
                        Dari berbagai kelompok sosial yang ada, kaum buruh berjumah
                besar dan secara berarti mewarnai peta sosiologis kota Surabaya. Hal ini
                sejalan dengan kedudukannya sebagai pusat industri dan perdagangan,
                yang  telah  berlangsung  sejak  1920-1930an,  di  mana  di  Surabaya
                didirikan  perusahaan  atau  industri  besar,  di  antaranya  pabrik  mesin
                seperti Dapoean, Noordijck, Braat, Polichaam, dan Kalimas-Amsterdam,
                Phoenix.  Bank  juga  banyak  didirikan  di  Surabaya:  Nederlandsch
                Indiesche  Escompto  (Kembang  Jepun),  Hongkong  and  Shanghai  Bank
                Ltd,  The  Bank  of  Taiwan,  Internationale  Crediet  en  Handels  Bank  Ltd
                Rotterdam  (Internatio).  Perusahaan  jasa:  Droogdog  Maatschappij  dl
                Pelabuhan Tanjungperak, Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), NV
                Javaansche Zuurstoffen Koolzuur Fabriek (Pabrik Gas).

                        Dengan  semakin  terbukanya  lapangan  kerja  yang  beraneka
                ragam,  maka  penduduk  Surabaya  jumlahnya  meningkat  pesat  akibat
                urbanisasi. Sampai tahun 1920, penduduk Surabaya berjumlah 192.180
                orang, pada tahun 1930 meningkat hampir dua kali lipat, yaitu 341.675
                orang.  Ketika  pemerintah  Balatentara  Jepang  pada  1943  menyensus
                penduduk Surabaya, jumlahnya membengkak jadi 518.729 orang kira-
                kira naik 40% dari tahun 1930. Berdasarkan kesamaan lingkungan kerja,



                248
   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265