Page 265 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 265
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Raya. Akan tetapi, setelah Jepang berhasil menduduki Indonesia,
semua peralatan radio milik masyarakat segera dibungkam.
Penyiaran radio di Jawa yang dimulai pada 1933 dari Solo
(Solosche Radio Vereeneging-SRV) atau Radio Solo, kemudian disusul
oleh Yogyarkarta (Mataramsche Vereeneging Radio Omroep) yag berdiri
atas lisensi Nederlands Indische Radio Omroep-NIROM). NIROM juga
memiliki perwakilan di Surabaya, yang setelah pendudukan Jepang
diganti namanya menjadi Soerabaja Hosyo Kyoku atau Siaran Radio
Surabaya. Radio ini, selain menyiarkan berbagai kepentingan Jepang,
juga menyiarkan berita yang mampu membangkitkan semangat
kebangsaan, baik lewat ceramah maupun lagu-lagu. Misalnya
menyiarkan lagu ciptaan Maladi dengan tajuk Di bawah Sinar bulan
Purnama, ceramah Ruslan Abdulgani mengenai ekonomi kerakyatan.
Sorabaya Hosyo Kyoku bukan radio resmi Jepang yang berada dibawah
Sendenbu-Departemen Propaganda), oleh karena itu radio ini tidak
disegel oleh Jepang. Lewat Soerabaja Hosyo Kyoku dapat diengarkan
perkembangan Perang Asia Timur Raya, seperti pengeboman Hirosima
(6 Agustus), Nagasaki (9 Agustus) dan penyerahan Jepang kepada
Sekutu pada 15 Agustus 1945.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, maka
pada tanggal 18 Agustus pukul 19.00 Radio Surabaya telah menyiarkan
teks proklamasi dengan bahasa Madura. Alasannya siaran itu tidak
dimenegrti oleh pihak Jepang, namun dapat ditangkap oleh sebagian
penduduk Jawa Timur di Madura dan di kawasan tapal kuda. Pemakaian
Bahasa Madura itu bertujuan untuk menghindari sensor oleh Kempeitai,
karena pihak Jepang selalu menempatkan sorang petugasnya yang
mampu berbahasa Indonesia.
Penyiaran teks proklamasi kemerdekaan baru dapat dilakukan
dalam bahasa Indonesia pada tanggal 19 Agustus 1945 saat
petugasnya lengah. Kelengahan itu dimanfaatkan oleh Syahrudin yang
berhasil menyelundupkan bunyi teks Proklamasi ke Soerabaja Hosokyoku
meskipun kantor itu telah diblokir Jepang. Untuk mencek kebenaran
berita yang diterima dari Syahrudin, Kartijo Harjomulyo (Cepot)
menelpon ke Kantor berita Domei. Setelah ada jawaban kepastian
diperoleh dari Sundoro dari Kantor Domei, barulah berita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia disiarkan oleh Hosokyoku. Berita itu diulang
10
setiap setengah jam, sampai pukul 16.00 saat siaran berita berhenti.
253