Page 269 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 269
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Muhammad Ali, anggota staf
redaksi Suara Asia telah menerima berita Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dari kantor berita Domei Cabang Surabaya. Semua berita itu
segera dimuat secara lengkap pada halaman pertama. Tetapi tiba-tiba
datang berita bantahan. Orang-orang Suara Asia menjadi ragu. Setelah
dicek dan mendapat jawaban interlokal tentang kebenaran berita itu
dari Ahmad, Redaktur Kawat Kantor Berita Domei Jakarta, berita
Proklamasi kemudian dimuat dengan judul merah terbitan tanggal 17
Agustus 1945 sore. Oleh Suara Asia dibuat pula selebaran berita
Proklamasi. Di depan kantornya ditempel selebaran Proklamasi dengan
huruf-huruf besar, sehingga orang yang lewat dapat dengan gampang
membacanya.
Peristiwa Proklamasi terjadi pada hari Jumat Legi, dan sorenya
pada Suara Asia menurunkan beritanya dengan judul warna merah
pada halaman depan. Namun, baru pada hari Senin Wage tanggal 20
Agustus 1945 harian Suara Asia memuat teks Proklamasi, Keputusan
PPKI tentang Penetapan Presiden dan Wakil Prasiden, Pembukaan UUD,
pembagian wilayah RI menjadi Propinsi sebagai berita yang lengkap.
21
Setelah berita Proklamasi sampai di Surabaya, Jepang dengan cepat
mangambil tindakan. Tentara Peta Daidan Gunungsari pada tanggal 18
Agustus dilucuti persenjataannya untuk waktu yang tidak terbatas.
22
Pada tanggal 19 Agustus 1945 malam, setelah berbagai
informasi tentang Proklamasi Kemerdekaan RI tersebar luas—
berdasaarkan pemberitaan radio dan berita dari penumpang kereta api
yang datang dari Jakarta—para tokoh masyarakat Surabaya
menyelenggarakan pertemuan, yang dihadiri pula para pemimpin dari
berbagai daerah di Jawa Timur, antara lain Malang, Kediri, Madiun,
Bojonegoro, dan Jember. Lewat pemberitaan para pemimpin daearah
itu berita Proklamasi kemudian merata ke seluruh penujuru Jawa Timur.
5.5. KOTA-KOTA LAIN DI JAWA TIMUR
Kita mula dengan Malang. Berita proklamasi RI mestinya telah
sampai di Malang melalui siaran Hosokyoku, namun kemudinan
menimbulkan tanda tanya dengan adaanya siaran susulan yang
menyatakan bahwa berita proklamasi lewat hsokyoku menurut Jepang
tidak benar. Setelah berita itu dicek, baik lewat telpon, penumpang
kereta api di Fubeng dan Pasar Turi, keragu-raguan itu hilang. Apalagi
257