Page 365 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 365

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                negara Indonesia Serikat dari konsep L.G.G. Dr. H.J. van Mook, pucuk
                pimpinan pemerintah Hindia Belanda sesudah perang, yang mendorong
                terbentuknya negara-negara di luar RI di daerah-daerah rekolonialisasi,
                ikut  memunculkan  respons  baik  dengan  cara  perang  maupun  cara
                diplomasi  di  kalangan  rakyat  pro-Republik  melawan  Belanda  dan  kaki
                                                 59
                tangannya selama periode revolusi.
                        Penahanan aparat sipil RI Sunda Kecil yang dipenjara oleh pihak
                Belanda  NICA  yang  bekerjasama  dengan  aristokrasi  konservatif  (raja-
                raja)  di  Sunda  Kecil,  tidak  dapat  menghentikan  gerakan  pendukung
                revolusi yang disertai dinamika pergolakan internal. Ini ditandai konflik
                internal  antara  kelompok-kelompok  kepentingan  dalam  masyarakat
                yang ikut mewarnai wajah revolusi di tingkat lokal. Kelompok-kelompok
                kepentingan memiliki prinsip dan cara-cara berbeda dalam merespons
                gelombang  revolusi  yang  melanda  daerahnya  di  Sunda  Kecil.
                Berdasarkan  konsep  ―non‖  dan  ―co‖  yang  muncul  pada  periode
                pergerakan  nasional  dan  revolusi  nasional  Indonesia,  dapat
                diidentifikasikan  golongan-golongan  yang  memiliki  kepentingannya
                               60
                masing-masing.   Mereka  dapat  dikategorikan  menjadi  empat
                golongan, yaitu: (1) golongan ―co‖ yang pro federalis dari kalangan elite
                terpelajar;  (2)  golongan  ―co‖  yang  pro  Belanda  dari  para  birokrat
                pemerintah  keresidenan;  (3)  golongan  ―co‖  yang  pro-aristokrasi
                konservatif tradisional, yaitu raja-raja yang sebagian besar pro-Belanda,
                dan hanya beberapa yang tidak terang-terangan pro-Republik; dan (4)
                golongan  ―non‖  yang  pro-Republik  terbagi  atas  dua  berdasarkan  asal
                usul  pembentukannya,  yaitu  pemuda  pejuang  revolusioner  yang
                memang berasal dari tentara terlatih sebelumnya (Prayoda pada masa
                kolonial  Belanda  dan  Peta  pada  masa  pendudukan  Jepang)  yang
                tergabung  dalam  TKR  kemudian  berubah  menjadi  TRI,  dan  pemuda
                revolusioner  yang  berasal  dari  organisasi  pemuda  PRI  dan  Pesindo.
                                                                                   61
                Golongan ―non‖ yang disebut terakhir inilah menjadi pendukung cara
                perang melawan kekuatan dan kekuasaan yang anti Republik dan tidak
                mengakui kemerdekaan Indonesia.
                        Sebaliknya, golongan ―co‖, penguasa status quo dari aristokrasi
                konservatif tradisional yaitu raja-raja yang menyatakan diri mendukung
                NICA, kini menjadi kekuatan reaksioner dan kontra revolusi.  Golongan
                                                                         62
                ―non‖  pemuda  revolusioner  kaum  Republikan  memertahankan
                kemerdekaan, berhadapan dengan kekuatan asing NICA yang mendapat
                dukungan  dan  beraliansi  dengan  raja-raja  kontra  revolusi.  Intensitas



                                                                                 353
   360   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370