Page 366 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 366

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                pergolakan  sangat  ditentukan  oleh  faktor  geografis,  antara  daerah
                pusat  dan  pinggiran.  Semakin  dekat  dengan  pusat,  yaitu  pusat
                kekuasaan  propinsi,  dalam  hal  ini  Bali  dengan  Jawa  pusat  kekuasaan
                Republik, maka perlawanan pendukung Republik dan revolusi semakin
                kuat  dan  sering.  Kondisi  ini  dapat  dijelaskan    karena  wilayah
                administratif  propinsi  Sunda  Kecil  cukup  luas,  terdiri  dari  pulau-pulau
                besar dan kecil membentang dari Bali sampai pulau Timor dan pulau-
                             63
                pulau lainnya.
                        Akibatnya, konflik bersenjata telah mewarnai respons lokal kaum
                republikan pendukung revolusi dengan cara berperang memertahankan
                Republik Indonesia, baik yang berskala besar maupun yang beskala kecil,
                termasuk bergerilya mengikuti arus revolusi dalam perjuangan Republik
                di Jawa.

                6.7. Perang Gerilya

                        Di  tengah  usahanya  untuk  memperoleh  bantuan  senjata  dari
                pemerintah  pusat,  I  Gusti  Ngurah  Rai,  yang  memimpin  rombongan
                tokoh  masyarakat  Bali  ke  Jakarta  (19  Desember  1945  hingga  April
                1946),  diangkat  sebagai  Komandan  TRI  Resimen  Sunda  Kecil  dengan
                pangkat  Letnan  Kolonel.  Bersama  dengan  itu,  dia  juga  diminta  untuk
                membentuk  sebuah  badan  perjuangan  yang  bernama  Dewan
                Perjuangan    Rakyat    Indonesia    (DPRI)   Sunda    Kecil,   yang
                mengkoordinasikan TRI Sunda Kecil, PRI dan Pesindo.

                        Ngurah  Rai  sempat  menyampaikan  laporan  tentang  situasi  di
                Bali  ke  Presiden  Sukarno,  dan  Presiden  berpesan  ―agar  tetap
                memperjuangkan  Bali  sebagai  daerah  Republik.  Tentang  bantuan
                persenjataan  disetujui,  dan  teknis  pelaksanaannya  dibicarakan  dengan
                                                             64
                Menteri  Pertahanan,  Mr.  Amir  Sjarifuddin.‖   Akan  tetapi,  karena
                senjata-senjata tersebar di perbagai front pertempuran, maka bantuan
                yang  diterima  berupa  senjata  beserta  personilnya.  Bantuan  ini
                disediakan oleh TRI Laut dalam bentuk pasukan yang dipersiapkan oleh
                                     65
                Munadji dan Markadi.
                        Bantuan  senjata  belum  diperoleh,  karena  itu  Ngurah  Rai
                menunda keberangkatannya ke Bali, yang sedianya dapat dilaksanakan
                pada pertengahan Februari 1946. Selama bulan Februari, Subroto Aryo
                Mataram,  staf  penghubung  Jawa-Bali  telah  berulang  kali  menemui




                354
   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371