Page 375 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 375
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
1946, sempat terjadi kontak senjata dengan serdadu NICA selama satu
setengah jam. Enambelas serdadu NICA tewas kena tembakan mortir
Letnan Ngurah Pindha, dan seorang pemuda terluka dan ditawan
90
NICA.
Dari Pesagi, perjalanan dilanjutkan sampai tiba di Tanah Aron
pada 5 Juli 1946. Mereka disambut A.A. Suryaningrat dan Reni,
pimpinan pejuang di Karangasem. Informasi dari penghubung
mengatakan bahwa NICA memperbanyak pos-posnya, meliputi desa-
desa Babi, Pidpid, Abang, Culik sampai jalan yang menuju Tulamben
91
dan Kubu. Pertempuran meletus di Tanah Aron pada pukul 9.30
hingga pukul 15.00, yang menewaskan 82 serdadu NICA. Sementara di
pihak pasukan pemuda, dua orang luka-luka dan lima orang ditawan
NICA.
92
Malam itu pula, Pak Rai memerintahkan pasukan supaya pindah
dan terus naik masuk hutan di lereng Gunung Agung untuk
menghindari kepungan. Keesokan harinya, pesawat-pesawat tempur
93
NICA menghujani bom dan granat di lokasi pertempuran sebelumnya.
Induk pasukan melanjutkan perjalanan ke puncak. Perjalanan
dilanjutkan menurun ke arah utara dan tiba di tanah Mel. Disini, para
penyakap tanah penulis (A.A. Gde Ngurah) dari Penaga Landih, juga
dari Nongan, datang membawakan beberapa keranjang (bodag) berisi
ketupat dan lauk pauk. Pak Rai memberitahu anggota pasukan dengan
kata-kata, ―ambil satu ketupat untuk satu orang, jangan lebih. Siapa
ingin lebih maka lebihnya akan saya berikan dari pistolku ini‖, sambil
mengokang pistolnya. Demikian gambaran bantuan logistik yang
94
diterima dari penduduk.
Induk pasukan sampai di kawasan di atas Danau Batur sebelah
selatan pada 14 Juli 1946, terus ke desa Trunyan, dan pagi harinya, 15
Juli 1946, naik menuju desa Belandingan di timur laut Danau Batur.
Ketika istirahat makan, tiba-tiba pesawat tempur NICA menembakkan
senjata ke sasaran. Pasukan pemuda terkurung dari sebelah timur dan
barat sambil dihujani tembakan. Anggota induk pasukan kelabakan,
terpencar sambil mencari tempat-tempat perlindungan sehingga dapat
lolos dari kepungan dan tembakan serdadu NICA. Pada saat yang sama,
tanggal 15 Juli, pasukan yang bergerak dari Kintamani untuk kembali ke
Buleleng dihadang tentara NICA sehingga tercerai berai dan mengalami
kerugian besar. Setelah berhasil berkumpul lagi, mereka melanjutkan
95
perjalanan menuju ke utara kemudian ke barat menyusuri dataran tinggi
363