Page 388 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 388
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
mengangkat sumpah 70 orang anggota dan Kepala Negara, dan setelah
para anggota diberi kesempatan luas untuk menyampaikan pidato
ucapan selamat kepada Ketua Badan Perwakilan Sementara, Mr.
Tadjoedin Noer dan Kepala Negara Tjok. Gde Rake Soekawati. Kepala
Negara Tjok. Gde Rake Soekawati, menurut pasal 15 ayat 2, Peraturan
Pembentukan Negara Indonesia Timur yang baru saja disahkan, bergelar
Presiden.
Setelah selesai pemberian ucapan selamat, maka P.J.M. Letnan
Gubernur Jenderal mengucapkan pidato sekaligus menutup Konferensi
129
Denpasar pada petang hari tanggal 24 Desember 1946. Akan tetapi,
sebelum van Mook mengucapkan pidato penutupan, terlebih dahulu
Presiden Negara Indonesia Timur (NIT), Tjok. Gde Rake Soekawati diberi
kesempatan untuk menyampaikan pidato ucapan terimakasih kepada
hadirin atas kepercayaan yang diberikan untuk memangku jabatan
Kepala Negara atau Presiden NIT. Sebagai Presiden NIT, Sukawati
berjanji untuk berusaha dalam batas-batas kemampuannya tidak
mengecewakan para anggota BPS yang telah memilihnya secara
demokratis.
Sesuai dengan pandangan politiknya yang sangat moderat,
bahkan konservatif, jelas tampak keinginannya mewujudkan kerjasama
yang erat dengan pihak Belanda dalam bidang pembangunan
Indonesia. Selanjutnya, dinyatakan bahwa:
―Saya juga insaf bahwa kedudukan saya ini ada di satu
tingkatan antara rakyat dan tingkatan lebih tinggi yaitu
Pemerintah Indonesia seluruhnya yang sekarang masih dalam
tangan Gubernemen, tetapi kelak hari dalam tangan Indonesia
Serikat. Haluan politik saya adalah ―Kemerdekaan Indonesia‖,
untuk mencapainya, saya mengerjakan cita-cita ini secara
damai, dengan menghargai sepenuhnya persahabatan dengan
Belanda. Saya menghargai kebudayan dan ilmu pengetahuan
Belanda serta alat teknis dan ekonomi Belanda karena berguna
bagi tanah air saya, Indonesia. Saya akan tetap mengejar
tujuan itu, tetapi saya juga akan tetap bekerjasama dengan
Belanda. Siapa yang menyetujui pendirian saya, ―banyak terima
kasih‖, siapa yang tidak menyetujui ―maaf‖.
130
Setelah pidato Presiden Soekawati, Letnan Gubernur Jenderal
van Mook menyampaikan pidatonya. Dia mengibaratkan Konferensi
376